kemarin aku masih begitu memujamu
menyajungmu tiap ceritaku
menulis rangkaian kalimat indah
kau tuan yang begitu ku kagumi dalam berapa tahun belakangan
kau tuan lelaki jakung tinggi semampai penuh kesederhanaan
aku lupa kapan kita bertemu
sudah sangat lama rupanya
aku lupa bagaimana suaramu tertawa
bagaimana kau tersenyum
aku sudah mulai lupa
bohong; aku masi ingat semua itu
tiga tahun bukanlah waktu lama bagiku
aku tidak perlu tanggung jawabmu atas rasa sukaku
biarkan itu jadi tanggungjawabku sendiri
pada aksara yang sudah tertulis
anggap saja itu penyampaianku
atas rasa sakit dan senang
tuan jika dimasa depan kita bertemu
kuharap rasa itu tidak datang kembali tanpa izinku
tuan selamat berkelana pada asmaramu
ini puisi terakhir untukmu