Puisi Arok Buat Mama Dedes
Kutipan Puisi Puisi Arok Buat Mama Dedes
Karya Ahmad_Ibrahim15
Baca selengkapnya di Penakota.id

Sajak Arok Buat Dedes


Aku tunggu tungku orang Mongolia

Sambil mereka tepikan kapal

Di dermaga yang menyambutnya

Dengan sorak gembira

Nyanyikan kidung untuk

Orang-orang lapar darah

Dan ingin taklukan kami


Sebelum semua itu

Kami adalah rakyat kelaparan

Disiksa dengan batang karet

Disuruh bangun candi-candi

Sambil melihat pisang-pisang

Ditarik pedati berkilauan


Arok 

Lelaki penuh ambisi masa depan

Pada matanya darah empu mengalir

Bikin aku mati berkarat

Sebab kamu sudah jadi pembunuh


Betapa malang

Dia Kebo Ijo mati dengan sekarat

Ketakutan ditusuk keris pemiliknya


Kita manusia diternakkan kepongahan

Menatap langit dan buah Nangka

Masih menggantung di pucuk-pucuk


Manusia dibenamkan oleh dendam

Siang dan malam adalah keputusasaan

Bagi siapa saja ingin merdeka


Wahai kamu Dedes

Perawan kembang desa

Sekarang jadi janda

Kamu besarkan anakmu

Dengan lara


Kamu dinikahi Arok

Wajahmu kepanggang kematian

Timbulkan bara duka

Bagi Anusapati


Wahai kamu Arok

Orang mana, mau apa

Tujuanmu apa

Aku takt ahu


November 2022













Sajak Gusti Ndoro Bei


Waktu itu aku seperti mimpi

Malam jumat bulan syuro

Yang katanya leluhur kita

Sedang kunjungan nengok anak cucu


Aku dapati diriku

Sendiri di depan rumahku

Sambil menoleh ke kebun rumah


Aku melihat seorang gagah

Berpakaian hitam pekat

Segagah kudanya yang garang

Beringas seperti kuda liar kesurupan


Dia adalah Gusti Ndoro Bei


Gusti Ndoro Bei melirikku

Tajam seperti pisau


Oh…

Kamu kemari, aku mau

Kamu ke sini dan tolong

Kabarkan ke orang-orang

Besok kita berkumpul

Baca-baca sajak sama puisi


Tetapi dia juga taburkan bunga

Wanginya seperti roh gentayangan

Minta nasi sama doa


Dasar aku ini memang bodoh

Semudah itu aku percaya 

Pada Gusti Ndoro Bei

Yang katanya suka minum susu


Dia bodohi aku ino

Sambil menatap jam

Aku menepuk jidatku

Malam ini seharusnya aku minum

Obat dahulu

Supaya dianggap waras


Owalah….

Kamu ya, Nak

Rupanya kamu

Kata Gusti Ndoro Bei


November 2022















Sajak Semar Kuning


Kenapa kamu 

wajahmu hitam gelap malam

matamu rinai hujan

tanpa henti tumpahi dadaku


tidak biasanya kamu begini

kalau bicara tancap pedal

mulut melumat lidah-lidahku

habis aku omong kosong

mataku kejam pejam

takut sendiri


apa Arjuna sangsi pada kamu

dia lekas hilang kembali

hanya kudanya di mataku

berlari naiki rambut-rambutku


Drupadi bisiki kepadaku

Anaknya buncit kurang nasi

Matahari pun enggan berbagi

Pada kamar sempit

Dupa cermin dia molek sendiri


Jun, Jun

Arjuno katakan padaku

Kalau dia harus makan 

Banyak-banyak tidur saja

Supaya gelap jadi terang


Kamu, 

Mau saja matamu berperih

Nangis sendiri

Tapa merem sendirian

Hadeh, bingung aku

Kalau jadi kamu aku

Tetap tidur-tiduran juga

Minum kopi item-item


Hiya,

Suara teriakan pacuan kuda

Tali pedati Arjuna


November 2022




















Ceng Ohkon


Seorang lelaki janggutnya panjang

Tercincing-cincing jalannya

Sambil bawa tas juga miring-miring


Haiya, haiya

Koe orang tidak punya mata

Oe orang jalan lancang

Mata koe belum dibuka ha


Lelaki yang dituturi itu

Memancang mata sambil

Serius lalu mulutnya bercakap

“kamu siapa, cina darimana?”


Haiya, haiya

Oe orang tak tahu diri

Gue Ceng Ohkon ha

Tetangga koe orang


Kebetulan orang itu pun berkabar

Istri koe main serong

Pergi sama lelaki lain

Naik sepeda ke pancoran

Koe orang diam membatu

Koe punya mata merem melulu


Haiya, haiya

Biarin, dia juga manusia

Gue gak urusin lagi

Koe orang kok bisa tahu


Haiya

Ceng Ohkon emang

Itu orangnya di smaping mata

Jalan terseok bagai sapi

Minta dicambuk macam gerobak


Haiya …..

Koe orang ada benarnya


Ceng Ohkon membuka matanya

Haiya, ternyata itu?


November 2022



















Balada Joko Gusur


Lelaki yang kalah itu

Telah menyerah pada keadaan

Dia telah hentikan waktu

Berdiri di depan kaca

Dan berkata kepada dirinya sendiri

Mengapa dia terlahir ke dunia

Kalau hanya jadi orang

Penuh kesengsaraan


Jalanya terseok-seok

Bagaikan bunga layu

Dia duduk tanpa kawan

Wajahnya memucat

Melemas seluruh daya hidupnya

Pikirannya lebih berat dari

Puluhan beban-beban hidup


Rupanya dia sedang jatuh cinta

Pada seorang wanita

Doa berikan bunga jati

Buahnya keras macam isi dadanya

Dia cubit pipinya sendiri

Karena terlemaskan kembali


Dia hunuskan pisau ke dada

Sambil menunggu malaikat

Pencabut nyawa


November 2022


BIODATA PENULIS



Muhammad Lutfi, S.S. lahir di Pati, tanggal 15 November 1997. Ghaisan Altamis Astrabata Manggala adalah nama pena dari Muhammad Lutfi, S.S. Merupakan anak pertama dari pasangan Slamet Suladi, Spd., Mpd., dan Siti Salamah, Spd. Memiliki satu adik yang dia sayangi, bernama Yasin Fajar Augusta, sedang menyelesaikan studi Pendidikan Matematika di Universitas PGRI Semarang. Sedang melanjutkan kuliah pascasarjana di UNNES. Bidang sarjana sastra Indonesia diselesaikan di UNS. Buku yang pernah ditulis, puisi: Aku dari East City, Taka, Gugat, Mata Sengsara. Cerpen: LORONG, Bunga Dalam Air, Tabula Rasa, Pelaut. Novel: Senja, Bisma Pahlawan Hidup Kembali, Berlayar, Zahra dan Kotak Pandora. Drama: Asuh, Elegi. Buku filsafat: Kakawin Wiradarma, Serat Tri Aji. Bekerja sebagai guru bahasa Indonesia di SMP N 1 Jaken. Bergiat di komunitas Rumput Sastra. Mendirikan TBM Rumput Sastra dan mendirikan redaksi cyber sastra. Dulu juga sempat bekerja sebagai jurnalis selama 4 bulan, kemudian sebagai guru di SMK swasta. Juara yang pernah diraih: juara 1 penulisan puisi, juara 1 tulis puisi, juara 2 penulisan puisi UNS, juara 3 lomba puisi di sastra Asean Vaganza. Beberapa karyanya berupa esai, cerpen, kritik sastra, dan puisi, serta naskah drama dipublikasikan di: solopos, apajake, balai bahasa bali, balai bahasa semarang, Kompas, koran amanah, koran Selangor, koran suara serawak, semesta seni, ellipsis, migosprecta. Beberapa sajaknya diterjemahkan ke bahasa spanyol oleh Marta Dominguez Mejia. Mengikuti pembacaan puisi di baca bahana, sastra vaganza, accros continent festiva.

31 Mar 2023 19:59
19
Indonesia
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: