Seperti pelangi yang kehilangan warnanya, semua seolah menjadi abu-abu. Tanpa arah, tanpa tujuan, tanpa keinginan untuk melakukan apa pun. Pandanganku kosong, hanya menatap langit-langit kamar ditemani air mata yang sedari tadi meluap dengan sendirinya.
Tepat beberapa detik setelah itu, aku hanya mampu menghela napas panjang Kemudian bergurnam seraya menghapus langis
"Sial, sayangku masih milikmu"
Ketahuilah, aku ingin mencintaimu setiap hari. Menjadi sandaran saat kamu bersedih. Mengalah untukmu, tak peduli jika kau bersalah. Sebesar apa pun, sejahat apa pun, aku siap memaafkanmu untuk kesekian kalinya.
Lalu lewat tulisan ini, aku mendoakanmu. Merayu Tuhan untuk menjaga lelapmu Menguatkanmu di saat kau lemah. Menyemangatimu di saat kau lelah. Menenangkanmu tatkala kau gelisah. Membahagiakanmu ketika yang tersisa di hidupmu hanyalah kesedihan.
Aku ingin abadi menjadi alasan kau tersenyum.