NASIONAL
01 Mar 2019 09:52
968
Memilih Menjadi Suami yang Baik, SBY Absen Pemilu 2019

Penakota.idKontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2019 sudah mendekati puncaknya. Pada prosesnya, masing-masing partai politik (parpol), politikus, dan calon-calon yang mengikuti kontestasi ini telah melakukan manuver-manuver politik dengan strateginya masing-masing. Baku hantam narasi acap dipertontonkan demi menggaet massa atau swing voter yang ada.

Namun, jika kita memperhatikan pada proses Pemilu Serentak 2019 sejak jauh-jauh hari, pastinya kita akan merasa ada yang kurang dari hajatan akbar demokrasi kita belakangan ini. Pemilu Serentak 2019 seolah kurang bumbu penyedap. Apa sih kira-kira?

Adalah sosok Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kita amat mengetahui, sebelum koalisi untuk dua kubu calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) resmi dikukuhkan, sosok SBY sempat menjadi sorotan. Pemberitaan acap menyebutkan nama belio. Sosok SBY bahkan dianggap penting dan diperebutkan oleh  kedua kubu.

Hingga pada akhirnya SBY resmi menerima pinangan kubu Prabowo Subianto – Sandiaga Uno selaku kandidat capres dan cawapres nomor urut 02, namanya sudah hampir tidak lagi terdengar. Menilik dari dua debat Pemilihan Presiden (Pilpres) berjalan, pun batang hidungnya tidak pernah terlihat. Kenapa sih?

Begini, jadi Pak SBY ternyata lebih memilih menjadi suami yang baik. Diketahui, sejak menemani SBY dalam lawatan politiknya ke Sumatera Utara dan Aceh Januari silam, Ani Yudhoyono, istri SBY dirawat di National University Hospital, Singapura.

Bu Ani dikatakan menderita sakit yang cukup serius, yakni kanker darah. Hingga kini Bu Ani masih mendapat perwatan karena sakitnya tersebut. SBY memilih untuk fokus dalam rangka merawat Bu Ani sehingga ia memutuskan untuk absen dalam helatan Pemilu.

Berangkat dari keputusannya itu, bukan berarti Partai Demokrat ikut absen. SBY pada akhirnya memberikan mandat kepada Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang merupakan anaknya sendiri untuk bertanggung jawab dan melaksanakan tugas pemenangan Pemilu Serentak 2019.

Penyerahan mandat SBY atas AHY ini disampaikan Presiden RI ke-6 tersebut melalui sebuah surat yang disampaikan kepada Sekretaris Jenderal (sekjen) DPP Partai Demokrat Hinca Pandjaitan. Adapun surat yang diberikan terkait dua hal – pertama, terkait peningkatan intensitas dan efektifitas kampanye pemenangan Pemilu Serentak 2019, dam kedua terkait ketidakhadirannya secara fisik dalam kontestasi politik tersebut.

Menurut Hinca, dalam surat pertama yang diberikan, ada 10 poin yang disampaikan; salah satunya memberikan mandat kepada AHY. Hinca menerangkan, kampanye nasional dilaksanakan secara terpadu dan menyeluruh melibatkan komponen partai seperti Kogasma, Komisi Pemenangan Pemilu (KPP), jajaran partai dari pusat hingga daerah, dan para calon anggota legislatif (caleg).

“Dalam menjalankan tugasnya, AHY akan dibantu oleh Koordiantor Wilayah Timur yaitu Soekarwo dan Koordinator Wilayah Barat Nachrowi Ramli, keduanya merupakan anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat,” tegas Hinca dalam sambutannya di kantor DPP Partai Dmeokrat, Jakarta, Kamis (28/2).

Dijelaskan Hinca, nantinya AHY akan dibantu koordinator kampanye wilayah barat Soekarwo dan koordinator wilayah timur Nachrowi Ramli dalam melaksanakan tugasnya tersebut. Meski begitu, jelas Hinca, kedua koordinator itu tetap mengarahkan jajarannya di tingkat daerah.

AHY, Ikon Baru

Seiring dengan mandat resmi yang disampaikan oleh SBY ini, Hinca menegaskan, bahwa AHY adalah ikon baru Partai Demokrat dalam menghadapai kontestasi Pemilu Serentak 2019. Menurut Hinca, elektabilitas dan popularitas AHY cukup tinggi, terutama setelah mengikuti kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017 sehingga diyakini dapat menambah energi baru bagi Demokrat. Ia meyakini Demokrat percaya pada kekuatan internal yang dimiliki, dan figur AHY bisa mengangkat suara partai di Pemilu Serentak 2019.

“Meskipun SBY secara fisik tidak hadir namun secara ide dan gagasan tetap selalu ada, bahkan saya dua hari sekali bertemu Pak SBY untuk berdiskusi, mendapatkan instruksi dan masukan,” ucap Hinca.

Terkait masalah urusan internal partai, Hinca mengaku dirinya sendiri yang akan memimpin dengan teman-teman di dalam. AHY ditegaskannya, hanya akan fokus bagaimana cara memenangkan Pemilu. “Jumat besok Mas AHY akan menyampaikan pidato politik di Jakarta dan 1 April di Jawa Timur," sambungnya.

Hinca mengatakan pemberian mandat pemenangan kepada AHY, membantah desas-desus terkait akan ditunjuknya Pelaksana Tugas (plt) Ketua Umum karena susunan kepengurusan DPP Partai Demokrat tidak ada yang berubah. Namun Hinca enggan menanggapi penunjukkan AHY itu sebagai langkah memuluskan transformasi kepemimpinan di Partai Demokrat karena masih fokus dalam pemenangan Pemilu.

"Tidak relevan membicarakan itu. Kami taat asas dan konstitusi. Kongres dilaksanakan 2020, sehingga di 2019 fokus memenangkan Pemilu," ungkap Hinca.

Jadi, begitulah alasan kenapa Pak SBY absen dalam kontestasi Pemilu Serentak 2019. Begitu dong Pepo, adem didengarnya. Semoga Bu Ani cepat sembuh dan Bapak bisa buat album musik dan buku puisi lagi.

(Penakota.id – fdm/mht)

SBY izin absen dalam Pemilu Serentak 2019 karena ingin fokus mengurusi istrinya, Ani Yudhoyono yang sedang dirawat di Singapura karena sakit kanker darah yang dideritanya.