Penakota.id - Kurang lebih, sudah 17 tahun lamanya salah satu penghargaan kesusastraan Indonesia, yakni Kusala Sastra Khatulistiwa (KSK) didirikan. Richard Oh, salah satu sastrawan yang juga bos dari toko buku QB itu telah menggagas penghargaan yang cukup bergengsi tersebut sejak tahun 2001 silam. Awalnya, sebelum berganti nama menjadi Kusala Sastra Khatulistiwa pada tahun 2014, Oh menamai penghargaan dengan nama Khatulistiwa Literary.
KSK lahir atas kepedulian Oh terhadap karya sastra juga penulis-penulis Indonesia yang menurut pengamatannya sebelum penghujung pergantian tahun millennium, dari segi alat-alat perangkat kerja sangat kurang. Maka dari itu Oh dalam suatu percakapannya bersama Takeshi Ichiki di awal tahun 2000 melontarkan sebuah gagasan untuk memberi suatu tunjangan bagi para penulis Indonesia. Oh berpikir dan ingin menciptakan sebuah anugerah sastra dengan prestise bahwa penulis-penulis Indonesia mendapatkan pundi yang memadai sehingga dapat sangat membantu mereka meringankan bebannya dalam membudayakan literasi. Tercatat sudah puluhan sastrawan yang menjadi pemenang anugerah sastra yang dicanangkan oleh Oh, di antaranya, Goenawan Mohammad, Remy Sylado, Hamsad Rangkuti, Sapardi Djoko Damono, hingga yang paling terbaru, Yusi Avianto Pareanom dan F. Azizi Manna.
Biasanya, KSK dibagi menjadi 2 kategori penghargaan (Fiksi/Prosa dan Puisi). Setiap tahunnya, karya-karya dari penulis sastra yang terbit dalam kurun waktu 12 bulan terakhir, diseleski oleh tim dewan juri KSK. Akan tetapi berbeda pada tahun ini. Oh, lewat akun Facebook pribadinya, Sabtu, 9 September 2017 telah mengumumkan daftar 10 besar karya terbaik KSK ke-17 bertambah menjadi 3 kategori. Pertama adalah kategori Fiksi/Prosa, kedua kategori Puisi dan sebagai tambahannya Oh memberi kesempatan pada banyak penulis untuk mendapatkan penghargaan lewat kategori Karya Perdana dan Kedua. Berikut 10 Besar Kusala Sastra Khatulistiwa ke 17 yang Oh umumkan dalam urutan acak:
1. Kategori Fiksi
Pagi Yang Miring Ke Kanan | Afrizal Malna
Tanah Surga Merah | Arafat Nur
Pingkan Melipat Jarak | Sapardi D.Damono
Saya Tidak Boleh Berbicara Sejak Bayi Demi Kebaikan-Kebaikan | Edi A.H Iyubenu
Calabai: Perempuan Dalam Tubuh Lelaki | Pepi Al-Bayqunie
Cerita Tentang Tuan Kecil dan (Sedikit) Tentang Tuan Besar | Wendoko
Bakat Menggonggong | Dea Anugrah
Lengking Burung Kasuari | Nunuk Y. Kusminana
Telembuk, Dangdut dan Kisah Cinta Yang Keparat | Kedung Darma Romansa
Dawuk: Kisah Kelabu Dari Rumbuk Randu | Mahfud Ikwan
2. Kategori Puisi
Ludruk Kedua | Dadang Ali Murtono
Badrul Mustofa | Heru Joni Putra
Di Ampenan Apa Lagi Yang Kau Cari | Kiki Sulistiyo
Blitar Di Pintu Samar | W. Haryanto
Bekal Kunjungan | Nermi Silaban
Kota, Kita, Malam | Isbedi Setiawan Z
Tamasya Cikaracak | Toni Lesmana
Penyair Revolusioner | Deddy Arsyadi
Lelaki dan Tangkai Sapu | Iyut Fitrah
Rahasia Dapur Bahagia | Hasta Indriyana
3. Kategori Tambahan Tahun ini: Karya Perdana dan Kedua
Seikat Kisah Tentang Yang Bohong | Berto Tukan
Rumbalara Perjalanan | Bernando J. Sujipto
Resep Membuat Jagat Raya | Abinaya Ghina Jamela
Bekal Kunjungan | Nermi Silaban
Pertanyaan-pertanyaan tentang Dunia | Mutia Sukma
Pledoi Malin Kundang | Indrian Koto
Lengking Burung Kasuari | Nunuk Y. Kusmiana
Api Kata | Kim Ghozali AM
Badrul Mustofa | Heru Joni Putra
Kartu Pos Dari Banda Neira | Zulfikli Songyanan
“Tahun ini penyelenggaraan Malam Khatulistiwa akan diadakan pada bulan Oktober di Plaza Senayan,” tulis Oh, di laman media sosialnya.
(penakota.id - fdm/fdm)