Penakota.id - Dari 5 panggung yang disediakan oleh Synchronize Fest 2017 di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta Utara (6/10), Navicula menjadi band penampil kedua di panggung Dynamic Stage.
Digawangai oleh Robi (vokal, gitar), Dankie (gitar), Made (bass), dan Gembul (drum), Navicula mengajak penonton berdendang sekaligus orasikan berbagai isu sosial-politik di Indonesia dalam bentuk kritikan yang ada pada lagu-lagunya.
Karena band tersebut berasal dari Bali, isu pertama yang mereka bawa adalah isu terkait masyarakat Bali yang menolak reklamasi Teluk Benoa. Sebuah kecintaan mereka pada Bali terlihat saat mereka mulai berdendang lagu Saat Semua Semakin Cepat, Bali Berani Berhenti.
Ini cinta dalam diam
Bila cinta perlu berkorban
Ho cinta untukmu cinta untuk semua dan masa depannya
Oo untuk aku juga
Ku telah terlampau lelah
Berilah aku waktu sesaat
Tuk membasuh luka tuk membasuh jiwa agar suci lagi
Oo meski hanya sehari
Saat dia datang
Kurasa tenang
Meski gelap malam
Kurasa bintang- bintang lebih terang
Reff:
Saat semua semakin cepat
Bali berani berhenti dan menyepi
Saat semua semakin cepat
Bali berani berhenti dan menyepi
Ku telah terlampau lelah
Berilah aku waktu sesaat
Tuk membasuh luka tuk membasuh jiwa agar suci lagi
Oo meski hanya sehari
Saat dia datang
Kurasa tenang
Meski gelap malam
Kurasa bintang- bintang lebih terang
Reff:
Saat semua semakin cepat
Bali berani berhenti dan menyepi
Saat semua semakin cepat
Bali berani berhenti dan menyepi
Oo ho o
Selain isu tersebut, Navicula kerap kali berteriak tentang kasus-kasus HAM yang tak kunjung terselesaikan. Ia mengajak penonton agar menolak lupa pada kasusm misalnya pembunuhan terhadap seorang aktivis (Munir) dengan ikut menyanyikan lagu Refuse to Forget.
I can see your bloody past
Reflected on poison glass
You tried to hide this in the sky
But we learned how to fly
History is all the same
Seeds of change, laced with pain
Even if i lose my voice,
I still have a choice
I refuse to forget
Hide the truth with buried bones
All that’s left are broken homes
Vultures eat his frozen flesh
His soul will never rest
Stealing, killing, spreading lies
One man dies, millions rise
You can’t tell us where to go
Or what not to know
I refuse to forget
Para penonton terlihat semangat sambil kadang berteriak lantang menjawab kritikan-kritikan tersebut dan seraya mengamininya.
Sebagai penutup, Navicula menjelaskan rasa keprihatianannya terhadap kota metropolis, yang kerap kali macet, yang kerap kali banjir. Keprihatinan tersebut mereka bungkus lantas dibagikan kepada penonton bersama lagu Metropolutan.
Kepalaku mau pecah
Emosi mau tumpah
Kota ini parah
Jalan macet bikin gerah
Di kaki gedung pongah
Injak siapa yang kalah
Aku terjebak di sini (3x)
Hey, aku ada di dalam kota Metropolutan
Slalu banjir tiap hujan
Asap jalan jadi awan
Di jantung Metropolutan
Orang-orang tak peduli
Alam berkonspirasi
Tenggelamkan kota ini
Aku terjebak di sini (3x)
Hey, aku ada di dalam kota Metropolutan
Orang anti kata antri
Semua mau berlari
Berlarilah sampai mati
Aku terjebak di sini (3x)
Hey, aku ada di dalam kota Metropolutan
Hey, aku ada di dalam kota yang mau tenggelam
(penakota.id - fdm/fdm)