—sebab Himmel— Sampai kapan kau akan Hidup Dan Abadi Dalam tubuh? Pada hari perpisahan Tak pernah ada kenangan Di mata, di man...
Entah bagaimana lagi kueja parau suaramu Nasib pun tak kunjung menjelma jalan pulang Kalimat-kalimat tanya seketika menyerbu Hari-hari ragu yang menabu Rasanya, h...
Kepada kota yang disumpahi sunyi Si bajingan tolol itu Mencacah almanak seribu windu Kemudian sesalan belia kembali runtuh di mata
:Hinata Hyuga Hei Hinata Aku sakit Karena rindu yang telah lama terbendung T...
Orang bilang, Di negeri ini, pahlawan telah mati
Setelah menunggu ribuan episode Cerita-cerita yang telantar
Pakaian itu, nanti akan Kau ambil juga, kan? 'Ya! titipan itu hanya sementara Dan tak akan pantas lagi hinggap di taman-Ku' Maka akan kulepas juga pakaian ini di taman itu ...
Aku tahu, ia tak pernah berbohong. Bahkan pada hari pernikahannya. Semua orang menyebut seseorang di sampingnya sebagai suami, tetapi tak hentinya ia tersenyum kepadaku. M...
Ulang tahun ini, ada yang mengetuk pintu Tentu kubuka. Siapa tahu ada kejutan Benar saja. Tiba-tiba, ada yang melemparkan kue ke wajahku Wujudnya tak j...
untuk Hinata Hyuga Hai Hinata, Hinata sayang, Terkadang aku merasa lucu Tiap kali kau menyalakan Kembang api di dalam bola mata, Padahal tahun baru...