aku menapaki jalan pulang risik gelisah daun di halaman menyambut serta riuh kenangan menghambur dalam pelukan mataku melempar bayang di segala penjuru rua...
malam ini usia kehidupan bertambah kami merayakannya bersama bunga-bunga api yang meletup menembak jantung angkasa dari perut anak gunung yang lapar. kami juga punya hiburan dari deru ombak ya...
sewaktu itu kau belum memiliki nama dan masih menjelma seluruh denyut di tubuhku. saat kau belum menginjak usia satu mataku adalah langit yang tak pernah terlelap sampai-sampai aku hafal irama...
Ibu, ceritakan padaku kemana arah kau papah langkahku saat di tahun pertama aku belajar berpijak? apakah aku penyebab kakimu bergetar dalam menapak kini? Ibu, apa kata pertama yang kau ajarka...
1. Saat itu aku tidak mengenakan apa-apa Tidak punya nama, telanjang, dan menangis Di sekelilingku orang-orang tertawa. Ibu bilang “baluti tubuhmu dengan warna” Kupinjam pelangi, karena di sini semua...
Nak, di tubuh seorang perempuan terdapat sebuah terminal yang akan mengantarkan seseorang pada perjalanan selanjutnya. di tubuhku ada sebuah lintasan dari surga ke bumi, maka kau adalah salah satu b...
kau membuat sebuah taman di kepala tepat di seberang rumah dengan jendela terbuka tempat seorang anak sering mengintai jalanan sepi bayangan dan kenangan berlalu-lalang kau bilang tak semua s...
“Bu, apakah Ibu bisa menari?” Ibu menjawab dengan tersenyum sambil menjelaskan bahwa semua yang ada di semesta ini bisa menari “rentak tari akan mengeluarkan bunyi, dendangnya ada untuk meng...
Ini masih wanita yang itu Hanya saja bibirnya tak lagi Terpoles gincu, dan bibirmu Senin kamis mampir di situ Ini masih wanita yang itu Rambutnya jarang terurai Sisir dan jemarimu mungkin Lup...
sebuah balon diberikan ibuku rupa-rupa warnanya dan udara di dalamnya ialah sepenuhnya isi dari paru-paru ibuku. “Ibu, untuk apa balon diciptakan?” tanyaku. “menandakan segala hal bisa berg...