Kutipan Puisi
Narasi Takut
Karya
aldrifajar
Baca selengkapnya di
Penakota.id
Sela-sela gua bertasbih dengan nyalak yang perih, meneruskan endapan mulut kami yang disungkup padam. Lebih padam dari pesulap yang gagal mencurangi sekap di suatu kolam.
Ada kami yang takut malam karena apa yang di balik kelam dan ada malam takut akan kami yang berbadan kelam. Dan setiap malam bertamu tiba-tiba, mungkin kami atau malam yang dicekat kata ”han...!” di tengah tenggorokan lalu gelepar badan yang pingsan jadi santapan lainnya: entah malam atau kami yang makan atau dimakan. Entah kapan kami dan malam saling makan.
Ruang waktu lupa ingin berwujud waktu atau ruang saat kami hanya tahu di mana tanpa kapan atau kapan tanpa di mana hingga lebih sibuk berjudi siapa yang makan siapa.
:Waktu lelah menghitung jam,
ruang penat menjawab alamat, dan
kami jengah bertanya Tanya.
Sela-sela gua berdoa tasbihnya tak padam-redam
Juni-Agustus 2017
Unduh teks untuk IG story