aku adalah mimpi dengan banyak tempat
aku bayangkan anak-anak belajar
tanpa diktat di taman
aku dengar orang-orang tertawakan
rambut kumalku tanpa tahu siapa
aku lihat penutup parit timbul di tengah jalan
menunggu orang mabuk dan khilaf
aku ingin kembaraku bermuara
menuju dunia nyata yang tak lebih perih
aku adalah mimpi dengan banyak tempat
aku sempat bersandiwara sebagai rusa pelepasliaran
aku merasa kandang seluas hutan kota dan
jeruji selengang baris pepohonan
aku kecap dengan lidah mangkuk
jatah minum yang disodorkan sebagai danau
aku cemas tiap sungai kuseberangi
tiap itu juga rumah lupa memanggil
aku menangis juga akhirnya setelah keringat
tak mampu ungkapkan rasa lelah
aku adalah mimpi dengan banyak tempat
aku tahu tiap hari orang memilih
aku bertanya pada diri ”mengapa kita niscaya
menyerah pada nasib?”
aku bermimpi hidup di bentang alam yang
melipat diri menjadi peta kecil
aku mencoba berjalan di sana
tanpa menengok ke arah lain
aku hanya berharap tak ada sesuatu
perlu kusesali, bahwa
aku adalah mimpi dengan banyak tempat
2019