SIAPA KABAR RINDUMU?
Kutipan Puisi SIAPA KABAR RINDUMU?
Karya alfinrizalisme
Baca selengkapnya di Penakota.id

untuk: musimhujanku


aku rebahkan tubuhku dan ingin

membaca malam, lampu, pundak, daki,

kita, dan segala hal yang pernah

menyaksikan matamu sembunyi di dadaku.

lengan yang lengang menunggu malam

meninggi-dan kita tahu, malam, sudah

berkali-kali jadi perempuan pemalu

bagi pertemuan yang lalu-lalu.


aku telentang, menatap samar

langit-langit kamar,

ruangan itu pernah menelanjangi

angan-angan dari tangan kita

dalam redup remang bahasa, 

juga napas buku puisi.


aku ingin membacakanmu sebait

dua bait dari buku yang pernah

ingin kutanyakan kenapa kita cintai.

tapi kau, memilih aku tetap tinggal

dan mendekap tubuh dinginmu.

lupakan puisi-puisi tercetak itu,

kata mata ngantukmu,

dan teruslah mencium bibirku.


yang tidak akan membahayakan hidupku,

barangkali, adalah mencintai buku

dan mencintaimu.


buku, memiliki banyak

halaman untuk bercerita.

kamu, memiliki banyak

hal aman untuk bercita-cita.


seperti pagi-siang-sore-malam

berulang-ulang dan tak ada satu pun

dari kita yang hendak pergi pulang.

tapi entah kenapa kita hanya bisa

saling diam di ambang malam. 

saling merindukan, bahkan,

ketika kita sangat mungkin

saling mengaitkan lengan.


aku mencintaimu, dan tak pernah cukup

jika hanya berkali-kali mengutarakannya

pada waktu, juga padamu.


aku ingin dan telah tidur di pangkuanmu,

juga di pengakuanmu dan bertanya-tanya

apakah selamanya adalah kata sifat

atau kata kerja yang tak kenal gaji

di kantor kesayangan kita.


kau bertanya, mengapa rindu 

semakin nakal di jengkal pangkal

pelukan malam-malam kita yang tak biasa?

rindu, barangkali, agen khusus

dari tuhan. diutus ke bumi

untuk tetap membiarkan kita berjarak.

ia jugalah yang menciptakan teror

di antara kita. seperti sekarang, kataku.

seperti bersarang, katamu.


kini aku duduk bersila, 

menggenggam tanganmu yang jauh

demi membuktikan kita lebih dekat

dari satuan jarak yang pernah

diketahui ilmu pengetahuan. 

kita bisa melupakan mimpi semalam,

atau menyimpannya jika tak sukar mengingat.

tapi, pagi menawarkan banyak harapan.

matahari ada, dan membuat kita percaya

hari ini akan baik-baik saja.


aku ingin lebih lama bersembunyi

di lilitan lengan dan jenjang kakimu.

seperti berada di pelukan gurita

di gulita laut yang menyimpan musim.

segala musim, termasuk hujan,

yang pernah kita tuliskan di halaman.


sayangku yang selalu

mengingatkanku pada musim hujan,

malam baru saja menyerahkan mimpi.

pagi tak merebut apa-apa.

kita pun tak perlu meributkan apa-apa.

hanya tetap ijinkan aku memeluk

kekhawatiranmu sepanjang keyakinanku

padamu. sungguh.


ini catatan alangkah kecil, 

datang dari rindu yang besar,

yang pernah dimiliki kamus kecilmu.

apakah kau bisa membaca,

di sela-sela huruf catatan ini

ada aku yang terus menerus bertanya: 

siapa kabar rindumu?


kragilan, 2019

23 Jun 2019 03:37
545
Jl. Ki Ageng Pemanahan No.157b, Kragilan, Tamanan, Kec. Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55283, Indonesia
3 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: