Penyembuh Juga Pembunuh
Cerpen
Kutipan Cerpen Penyembuh Juga Pembunuh
Karya amelyashofia
Baca selengkapnya di Penakota.id
Satu musim sudah kita bersama, melewati halang rintang yang ada. Berbagi kisah dari suka hingga duka. Saling menukar cerita, aku dengan ceritamu sementara kamu dengan ceritaku.

Aku percaya segala sesuatu yang terjadi bukanlah kesengajaan alam, dan aku begitu percaya bahwa semua yang terjadi pada kita adalah rencana yang ditetapkan semesta.

Kamu mengetahui bahwa aku adalah wanita yang dibungkam luka akibat ditinggalkan kekasih dimasa lalu. Dan aku pun mengetahui, bahwa kamu adalah lelaki penuh derita yang dikhianati ratumu dimasa lampau.

Dengan sebab itu kita saling sepakat mengikat dengan manisan janji-janji yang terucap, dengan mewangian angan yang sangat menyengat. Dengan penuh harap semoga kita akan tetap bersama dalam kemas bahagia.

Namun diakhir musim ini kulihat semalam purnama begitu suntuk. Aku amat dibuat takut, setiap kali kamu seperti membakar tubuhku hidup-hidup. Dan kamu membiarkanku mengukut abuku sendiri.

Aku pernah berterimakasih kepada semesta diberi cinta yang luar biasa. Yang kupercaya kamu adalah penawar hati, dari segala luka yang terbuka.
Namun musim telah berganti, seperti kamu mengubah cara menyikapiku.

Jika rasamu padaku telah tiba dimasa kadaluwarsa, kenapa dipaksa untuk tetap bersama. Padahal kamu tahu tidak ada satu orang pun mau disuguhkan makanan basi.

Mungkin khawatirku bukan lagi pedulimu, mungkin air mataku bukan lagi sedihmu, mungkin aku bukan lagi yang kamu mau. Saban hari dirimu mengucap maaf, atas kesalahan-kesalahan yang kamu buat. Dan dengan mudah aku menerima maafmu.

Begitu berulang sampai aku benar-benar dibuat kelelahan. Kini janji-janji manis itu kian memahit, Kini wangian angan itu kian membusuk aromanya mengalahkan bangkai dengan usus terburai.

Katamu aku adalah cinta yang patut kamu syukuri, namun dimana kamu letakan syukurmu. Jika retak didada sebelah kiriku karena ulahmu saja, tak pernah kamu hiraukan. Ini kah yang kamu sebut bahagia, mungkin iya. Bahagia yang berbalut luka.

Berkali-kali aku mencoba menguatkan diriku sendiri, siapa sangka mencintai kamu bisa sesakit ini. Hari-hari aku mencoba meyakinkan hatiku sendiri, agar rasa yang kupunya tidak berakhir dengan luka.

Namun setiap kali juga dengan mudahnya kamu meluluh lantakkan, segala apa-apa yang kukuatkan dan kuyakini. Tanpa kamu sadari begitu sulitnya aku mempertahankan segala apa yang sudah dijanjikan bersama.

Ternyata memang benar firman manusia yang berkata, rasa yang berlebih akan menyemai perih. Cinta yang dibanggakan akan menghadirkan luka yang tak diharapkan.

Aku hanya ingin kembali dihari pertama, dimana kamu menyapa dengan penuh cinta. Sungguh benar kala itu, kamu membuatku lupa atas semua luka yang membenam dirongga dada.
Dan aku ingin hari itu kembali-

---

Ayu Melya Shofia ;
Balikpapan 07 Oktober 2018

Terimakasih sudah membaca,
Sampai bertemu dilain kisah.

Instagram : @ayumelya_
Email : ayumelyashofia@gmail.com

#tulisanayumelya
#sastraindonesia
#aksimenulis
07 Oct 2018 16:42
442
Balikpapan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: