Ambil satu larik puisi Dan kecupkan di kedua bibirku. Kemarilah, aku ingin piknik denganmu! Yuk ikut Max Richter kencan dengan biola, Aku rindu dansa bersama Viv...
Ada yang menerbitkan dirinya dari barat Ada yang berkobar di timur Ada yang tertiup hampir sepenuhnya Maka dirapalkanlah Doa-doa dan dosa-dosa secara setimpal
Bicara tentang ragu, Memang siapa yang mencipta lagu? Bukankah dalam tidurmu? Pun tentang segala waktu, Pada akhirnya hanya Tentang nada dari dadamu Seluru...
Lewat jalan kecil ini kita berjingkat Dengan kaki-kaki lelah menapaki debu-debu basah Dan dalam hati-hati yang lengah akan bahaya -- "Cahaya yang diatas, siapakah?" ...
Dari sudut, Kau bicara dalam sepi "Tak ada mendung malam ini, kan?" Sedang puisi baru saja aku mulai; Siapa di sebelah kelam? Barangkali mendung? Apa kab...
Sampai lah kita di malam hari yang luput bahagia. "... Je vois la vie en rose... " Ah, kamu mengada-ada. Malam ini hitam. Sama seperti malam-malam yang lain. Dan...
Pada suatu pandang, Siluet hitam berhadapan gundukan permadani. Batu warna warni dihias kembang tujuh warna. Melati tumbuh di tengah batu hijau pucat pasi. Akar-akar tumbuh merekah menyerap...
Kelabu, malam ini hujan akan turun. Nama akan dibiarkan hilang. Doa akan dirapal, sedang dosa akan ditimbang-timbang. Mata pisau mu sudah aku tajamkan. Sayatlah tepat di nadi, tepat di hati mereka...
Sedang tatapmu menyerang wajah, hati luruh memeluk dasar peraduan rasa. Hangat tumbuh disesap darah. Rupa gempa dicitra dada yang menganga. Sedang kepala mengutus tanya. Ini mata dibawa kemana? Pan...
Dahulu, berlumur air. "Habis dari mana?" "Aku habis hujan-hujanan dengan pasangan" "Dingin kah?" "Tidak. Justru hangat." Lalu kau pergi. Acuh tak acuh pada basah baju barumu. Saat ini, berlum...