Bandung tidak pernah sedingin dulu
karena kehangatan mudah didapati
di semangkok cuanki pikul dan gehu
yang tidak mungkin di sana ada aku.
Bandung lebih ramai dari isi kepala
meski sunyi masih bisa kau temui
pada secangkir kopi saset lima ribu
yang rasanya sepahit tangisan Ibu.
Bandung tak lebih sebuah Deja Vu
meski kakimu sudah di rumah
tetapi hatimu meminta pulang
yang tempatnya tak kau tahu.