“Sejatinya, seperti daun-daun yang meranggas dan musti lekas disapu rata, rindu harus dibayar tuntas. Baiknya ia ditun...
Batok kelapa yang masih basah itu tidak pernah menyadari tubuhnya akan menjadi asal usul setelah dijilati. Barangkali hutan merindukan tangis anak manusia. Barangkali sang raja bersekongkol dengan...
Pada bercak hijau pudar musim gugur, Seorang Themis menjetikkan jarinya ke udara menyulap remah roti menjadi tafsir azali bertabur tiga huruf mati tanpa titik dan mulai men...
Katakanlah, kekasih, mengapa bisa Sungai Nil mengalir di sekujur tubuhmu tapi kau kian kerontang? Ikan-ikan kehausan, pohon akasia gugur di punggungmu, dan aku menya...
Bagaimana mengeja kenangan bila huruf-hurufnya tanggal dan tanda titiknya terus menempel di punggungmu? Seseorang memahatnya di sana. Entah bagaimana kau buta...
Akhirnya kau pergi dan aku akan menemukanmu di mana-mana. Di udara dingin yang menyusup di bawah pintu a...
1/ Bertelanjang fatwa kau susuri jalan menuju yang maya. Kau sibak duka lara, kau tebas yang nestapa. Bagaimana caranya menjadi intan permata, sementara dunia semakin belant...
pada peringatan empat puluh hari kematian puisinya, penyair itu membelah dadanya. kupu-kupu dan bau mawar liar, burung dan langit lapang, dan ranum dada lainnya.
1/ Tiga ratus enam puluh empat langkah ke belakang dan aku melihat diriku kus...
pagi ini kutemukan potongan jari-jarimu di halaman lima puluh bukuku yang sudah setahun tak pernah selesai kubaca mereka kerdil berlarian ke saluran air di toiletku yang juga dipenuhi patahan r...