Ada ilalang ditengah kotaku

Tempat gubuk-gubuk usang terkapar teriknya siang
dan gelapnya malam mencekam

Berterbangan manakala badai menghantam

Kita ini apa? Hanya sisa - sisa rautan ketumpulan otak
sosok - sosok yang katanya andalan

Dan Lihatlah kini, seekor burung menalu pilu pada kuncup randu berguguran

Disana, di padang ilalang
Ada sebuah hidup yang terperangah

Disini, ditengah kota ini
Bergaul dengan pahitnya kopi hitam tiap pagi

Dan tiap malam, ada ilalang menghantar rindu pada sebuah nama
Asmara, yang tak sempat berkenalan

Yasudah, mungkin bapak butuh kemegahan
Tapi kami hanya butuh berkecukupan