Kutulis segelintir sajak kepada bapak,
Harap senyum cacian
Yang menyirami kebun
Di depan teras rumah
"kopimu dingin pak" bila gergaji mesin
Itu saja yang terus kau cumbu
Sari serbuk sisa potongan pohon
Yang bapak gerogoti
Berkorosi pada gelas kopi dingin
Di meja tamu yang selalu kosong
Sajak ku sesak perkalimatnya,
"Ingin kubakar saja buku-buku lamaku"
Kutulis sajak kepada bapak,
Ribuan pohon kauhujani
Tawa bersimbah lara
Satu persatu tumbang
Terkekang kerakusan biadap
Yang mengatupkan daun dan duri putri malu
"dahannya bakar saja"
Pohonnya bisa menyambung
Putusnya lara dahaga manusia
Kuharap, sajak kelahiran aku
Mampu menghentikan
Bapak untuk menebang pohon
Tapi ternyata cerita hutan
Telah mengurungnya bersama
Lantunan aroma akar- akar raksasa
Mari kujemput laramu pak,
Agar hilang keluh hujan
Pesakitan di punggungmu
Besok ketika mentari menampar pagi kita
Kan aku sajikan lagi
Kopi dingin di atas meja tamu kosong itu
Dan hari ini semoga
Bapak mulai mencumbu hangat kopinya.
Jambi,
20082021