Ingatan aku tenggelam pada malam
Tubuh terlentang dalam keadaan telanjang.
Helai rambutku luruh mendayu-dayu
Kau tersipu manis,
"Apa peduliku" katamu.
Senyummu memang manis
Tapi kau hadir, hanya mencipta layur; yang melara.
Ingatan aku terganggu
Pada aroma seduhan kopi hitam.
Katamu; tanpa gincu bibir sudah terasa manis.
Hanya ampasnya; yang menjadi inang kepahitan.
Aku mengeluh,
Kenang bergulir menjauh
Kasta yang sulit tergapai; telah menyadarkan;
Lebih baik aku menyeduh bibirmu saja.
Kau bilang "sekalian saja kau lahap aku".
Apa peduli mu?
Aku yang terlarung pada kedalaman matamu dahulu.
Kini hanya di olok-olok bibir pahitmu.
Kemana pedulimu?.
Pandangan itu kini berisyarat menjauh
Memaksa aku melayur ingatan untuk terlupakan.
Jambi
29122021