Sekat antara nyata dan maya, ada gusar yang menjeda, membuat bentangan proses usaha. Agar yang dilema sementara tetap jadi dilema. Agar gusar sejenak biarlah ada.
Di sekat yang menjeda, tidaklah ia menjadikan agar manusia tetap dalam derita. Sejenak menjadi jembatan agar manusia sadar bahwa ada tangan tak kasat mata. Ia yang lebih berhak menjadi penentu harap yang berada pada antara untuk bergeser pada nyata. Atau lantas gugur, terluntur, lalu sejenak kembali membiak.