Pertemuan Semu
Puisi
Kutipan Puisi Pertemuan Semu
Karya indevinite
Baca selengkapnya di Penakota.id
Pada cangkir tehku yang kesekian kali, kuingat satu-satu pertemuan kita yang jarang. Aku bayangkan percakapan yang hening dan misterius. Barangkali tempias hujan pada kaca jendela terdengar lebih ramai di luar. Bukankah kita hanya bergelut dan bergulat dengan diri sendiri?

Teh dan rindu berdua mengepul di sebelah jendela yang penuh tetesan air. Kita simpan kata-kata dalam dada masing-masing. Buat kamu dan buat aku saja. Dalam ruang yang sempit itu, kita jelajahi luas belantara kalbu satu sama lain.

Kau berkisah tentang kota kelahiranmu yang jauh. Di sana terbentang laut biru yang memeluk sepanjang pantai. Juga tentang dirimu yang bertahun melewati musim-musim asing dan tak kaukenal. Lalu kuceritakan padamu tempat favoritku. Tempat segala warna tumbuh mekar tiap April lalu gugur selepas Agustus — sebelum aku pindah ke kota abu-abu ini.

Hujan di luar sudah selesai, begitu pula cangkirku yang sudah tandas. Mungkin punyamu juga. Kulihat kau beranjak menyeduh segelas lagi. Tapi kali ini kauminum dalam ruang sendumu sendiri.

Begitulah, pertemuan semu kita setiap hari pada bulan sebelas yang lembap dan dingin. Sementara waktu bergulir, diammu dan diamku makin sibuk berkelindan di antara kita: bercakap-cakap.
04 Jan 2019 23:40
265
Jakarta
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: