09 Agustus 2019
Untuk diri sendiri yang sedang belajar menjadi kuat
Entah sudah berapa kali air mata jatuh dengan berbagai suasana hati
Saat euphoria bahagia itu datang, air mata terasa tidak sia-sia
Namun, saat sedih yang menimpa, air mata terasa memberikan begitu banyak kelegaan
Sekaligus banyaknya kupu-kupu yang beterbangan memenuhi pikiran
Apa yang mereka bawa, pikiran semacam apa lagi kali ini?
Begitu banyak hal yang menuntut untuk ditebak
Selepas itu, perasaan pun turut mengikuti kehendak pikiran
Untuk kali ini, apalagi yang mereka rencanakan
Apa setelah ini akan ada hati lain yang terluka, atau malah hati sendiri yang remuk tak berbentuk
Adakah jawabannya?
Sedih yang tak berkesudahan bagi diri yang terus berusaha menjadi kuat
Malam ini, firasat aneh datang tiba-tiba. Seorang gadis muda duduk di atas kursi kayu dengan ukiran unik diruang tengah sebuah rumah yang tidak begitu besar, namun mampu menampung setidaknya sekitar 6 orang di dalamnya. Gadis muda tersebut tidak sendiri, ia bersama 2 rekan yang sama-sama sedang menempuh pendidikan sarjana disalah satu universitas swasta di Jawa Timur. Saat duduk bersama, tiba-tiba muncul perasaan aneh, entah firasat atau apa. Tapi, perasaan itu membuat ia diam sepersekian detika tanpa berkedip. Bayangan masa lalu samar-samar nampak, seperti hal yang terjadi saat itu pernah ia lalui sebelumnya. De Javu.
"Malam ini, kalian tidur duluan saja. Ada yang masih harus aku urus."
Kalimat singkat itu ia tujukan untuk 2 rekannya. Setelahnya, di ruang tengah tersebut hanya menyisakan dirinya sendiri. Masih dengan perasaan yang sama, ia kembali berusaha memanggil memori masa lalu untuk datang kembali. Bukan untuk membuatnya mengingat kembali semuanya dan merasakan suasana di masa lalu, namun ia hanya ingin tahu firasat yang ia rasakan tersebut menandakan hal apa. Apakah sesuatu yang dramatis, atau sesuatu yang nampak biasa namun membawa sedih yang luar biasa. Semuanya terasa aneh saat itu. Setelah beberapa menit berusaha untuk memahami firasat yang ia rasakan, akhirnya ia memilih untuk tidur. Barangkali dikeesokan pagi, firasat itu hilang.
Selepas menunaikan ibadah subuh, ia kembali merasakan firasat tersebut. Kali ini, ia tidak penasaran seperti semalam. Namun ia merasa cemas dengan firasat yang aneh tersebut. Seakan tidak ada jalan keluar, seakan ia harus menunggu sesuatu yang akan terjadi dan siap untuk menghadapinya. 'Ada apa ini?', batinnya. Ia berusaha untuk mengelak dan kembali menjalani hari-harinya seperti kemarin, seakan tidak ada sesuatu yang aneh seperti yang ia rasakan saat ini.
"Ras, kamu ke mana saja selama ini?", seorang pria datang menghampirinya.
Ia diam, bingung dengan pria didepannya ini.
"Kemana? Maksud kamu apa?".
"Ya ke mana saja, kamu tidak pernah masuk kampus selama beberapa bulan belakangan ini."
"Aku selalu di sini, tidak pernah pergi"
"Hah!?".
"Aku mau pergi ke kelas sekarang, sudah telat". Pamitnya pada pria tersebut.
Saat sampai di kelas, sudah banyak mahasiswa lain yang sedang menunggu dosen. Namun, ketika hendak melangkah masuk, semua tatapan orang-orang yang berada di kelas tersebut mengarah pada dirinya. Tersirat tatapan terkejut dan bingung dari mereka. Dengan pasti, ia tetap melangkah masuk dan berjalan ke kursi tempat biasa ia duduk.
Tiba-tiba ia terkejut dengan apa yang dilihatnya, kursi tempat biasa ia duduk dipenuhi dengan bunga berwarna putih. Ia tentu saja terkejut, ada apa sebenarnya.
"Ada apa ini?". Tanyanya pada semua orang disana.
Namun, semua yang ada disitu hanya diam.
"Ras,?!". Teriak seorang pria yang berdiri dipintu. Yang dipanggil kemudian berbalik, pria tersebut langsung berlari dan memeluk gadis yang diapanggil tersebut.
"Ras, kamu masih punya aku. Jangan mencoba untuk pergi dengan sendirinya, jangan. Kamu berharga, kamu berhak untuk bahagia." Pria tersebut masih dengan memeluk dan mengucapkan kalimat yang semakin membuat gadis tersebut bingung.
"Kamu siapa?". Tanya gadis tersebut pada pria yang masih memeluknya.
"Aku Ares. Kamu tidak perlu terlalu keras mengingat semuanya." Jelas pria tersebut
"Apa aku kehilangan ingatan?".
Falshback on
10 Agustus 2019
Aku lelah, untuk menjadi kuat aku harus mengorbankan segalanya
Sudah cukup, aku tidak perlu lagi berpura-pura.
Aku akan pergi dengan sendirinya.
Ras, pergi untuk selamanya
Flashback Off
"Ras, kamu menulis dua surat ini pada bulan Agustus 2019. Dua surat ini ditemukan disamping badanmu yang penuh dengan darah saat itu"
"Jadi, selama ini aku kenapa, Res?".
"Apakah tidak masalah jika aku mengatakan yang sebenarnya?"
"Tidak masalah, Res."
"Kamu mengalami depresi berat semenjak bergaul dengan kedua rekanmu. Saat itu, dibulan libur kuliah, kamu pergi berlibur bersama mereka. Padahal kamu sendiri yang mengatakan bahwa kamu tidak ingin bersama mereka lagi. Tapi, entah mengapa saat itu kamu mengabariku bahwa kamu sedang bersama mereka. Aku mengira jika kamu sudah memaafkan masa lalu dan menganggap kejadian yang lalu diantara kalian bertiga sudah berakhir. Namun, semuanya diluar dugaan."
"Aku tahu, saat itu aku mencoba bunuh diri ketika sedang bersama mereka. Aku ingat, ketika dimalam kedua kami berlibur, kami sedang duduk bertiga diruang tengah, diatas kursi kayu panjang yang dipenuhi ukiran unik. Aku meminta mereka untuk membeli makanan diluar, lalu saat itu aku mencoba bunuh diri di kamar. Tujuan dari semua itu adalah aku ingin semua orang tahu, bahwa orang-orang yang terlihat selalu membuatku tersenyum adalah musuh terjahat yang pernah ada. Mereka membuatku tertawa lalu menjatuhkan aku hingga aku depresi."
"Lalu, selama ini kamu ke mana? Kamu menghilang dari rumah sakit selama sebulan ini? Dan apakah kamu sudah benar-benar pulih?"
"Mereka membawaku lagi, karena mereka tahu aku selalu sendiri, tidak memiliki siapapun. Apa yang bisa aku perbuat dengan keadaan seperti ini."
"Kamu akan tetap bersamaku disini, mulai sekarang. Tidak ada lagi pertemanan yang seperti itu. Mereka membuatmu menjadi hingga seperti ini."
"Apa aku akan menjadi kuat?"
"Kamu selalu kuat"
Setelahnya, Laras tersenyum. Aras mengakui jika senyum Laras kali ini adalah senyumnya yang paling manis sepanjang ia mengenal Laras. Larasnya telah kembali, Larasnya telah berangsur pulih.
09 Agustus 2022
Firasat semalam berakhir seperti ini
Aku mengingat beberapa hal, meskipun tidak semuanya
Ternyata, firasat itu memberikan aku beberapa gambaran kejadian yang membuatku seakan gagal menjadi kuat
Kini, aku akan pulang ke rumah yang lain, yang lebih nyaman untukku
Semuanya akan berjalan dengan baik, bukan? Namun, aku harus tetap bersiap untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan lainnya.
Saat ini aku sedang bersama Aras, andai saat itu aku datang kepadanya. Tapi, nyatanya aku lebih memilih masuk lebih jauh ke dalam sumber depresiku sendiri.
Aku ingin sembuh, bersama Aras yang selalu ada untukku.
Laras dan Aras,
Sedih yang berkesudahan dari diri yang selalu menjadi kuat