Loss
Cerpen
Kutipan Cerpen Loss
Karya ivanasha
Baca selengkapnya di Penakota.id
Masih gemetar rasanya tangan saya setiap kali saya memikirkanmu. Ada sesak yang belum—atau bahkan tak sanggup—hilang dari dalam diri saya sejak kau pergi meninggalkan kami. Bahkan, masih terdengar dengan jelas suara tante Evi di telinga saya ketika ia mengabarkan kepergianmu.

“Sha, Bapak sudah meninggal..” katanya waktu itu di ujung telepon dengan nada rendah.

Di pikiran saya, jika tante Evi menyebut kata “bapak” maka almarhum eyang sayalah yang dimaksudnya. Tapi, eyang sudah pergi setahun yang lalu. Lantas?

“Bapak siapa?” tanyaku akhirnya.

“Bapakmu, Sha..”

Tidak mungkin.

“Tidak mungkin.” jawab saya cepat.

Dada saya panas. Mata saya berkeliaran memandang sekeliling ruangan, berharap hari itu saya belum terbangun. Ini semua mimpi. Ya, ini hanyalah mimpi. Saya belum bangun dari tidur.

“Sabar ya, Sha.. Sabar ya..” orang di ujung telepon masih berbicara, meski saya sudah tak ingin mendengar apa-apa lagi.

Tubuh saya jatuh ke lantai. Hati saya sesak dan semakin sesak setiap detiknya. Saya masih berharap ini semua hanyalah mimpi. Saya menangis. Menangis dan terus menangis. Air mata saya tumpah tak sudah-sudah. Berkali-kali saya katakan pada diri saya kalimat “tidak mungkin”. Berkali-kali saya berharap saya segera bangun dari mimpi buruk ini.

“Tante tahu apa yang paling saya tidak mau? Saya tidak mau ini semua terjadi. Dari dulu saya mohon ini tidak pernah terjadi. Ini tidak mungkin. Ini yang paling saya tidak mau.” kata-kata itu keluar dari mulut saya dengan suara yang berantakan.

Sekujur tubuh saya lemas, dan untuk beberapa saat saya tidak bisa lagi merasakan napas. Rasanya seperti udara terampas dari ruangan tempat saya berada. Saya bersumpah dalam hati, ini pasti mimpi. Saya mencubit lengan kiri saya sambil meyakinkan diri saya tidak ada sakit yang saya rasakan, sebagai pertanda bahwa semua ini mimpi. Namun perih, lengan saya memerah dan saya tambah menangis. Lengan saya sakit tetapi tidak sehebat sakit di dalam dada saya.

Saya meracau.

“Pak, saya masih kangen sama Bapak..”

Lalu mata saya tenggelam.
06 Dec 2017 22:10
242
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: