pagi ini entah pagi keberapa kali
aku bangun dan menemukan diriku
menjadi sebuah kalimat rumpang
kata-kata adalah bagian tubuhku yang hilang
ia bagai daun-daun musim gugur
yang lebih memilih tanggal
daripada tetap tinggal
kadang aku menemukan diriku berserakan di lantai
seperti mainan bongkar pasang yang berantakan
atau lembaran teka-teki silang yang penuh coretan
aku tak butuh kata-kata kataku
sambil menyeduh secangkir kopi
dan mencoba menulis puisi
tapi puisi adalah bunyi
sedangkan tanpa kata-kata
aku hanyalah kalimat yang sunyi
lantas aku mulai mencarinya
di kamus tua
di perpustakaan kota
dan dimana-mana
aku tetap tidak dapat menemukannya
kecuali di sepasang mata
yang kau kenakan kemana-mana
aku mau terjatuh disana berkali-kali
seperti jatuh dalam kebodohanku sendiri
sebab hanya denganmu
aku sungguh -sungguh utuh