Kutipan Puisi
Kesaksian
Karya
kamartidur
Baca selengkapnya di
Penakota.id
~Saat kota tidur, ~aku adalah satu-satunya kesunyian yang terjaga
~Menyaksikan malam lebih lama, ~lebih sepi
~Memerhatikan bagaimana manusia tidur dan bermimpi,
~Datang, ~pergi,
~Mati dan kembali
~Saat pagi, ~kala kota dibangunkan anak-anak matahari
~Kusaksikan cara manusia mengatur kaki
~Menyusun cita menjulang
~Lebih tinggi dari menara kesombongan yang lain
~Kusaksikan pula bagaimana cara bocah-bocah mungil ~membakar diri dengan doa
~Lalu berharap mendiang ibu ayahnya tak malu ~punya anak peminta-minta
~Saat aspal mulai kering dan panas,
~Aku bersaksi Tuhan adalah suara-suara pelantang musala
~Orang-orang mendekat dengan ubun-ubun yang basah
~Dan sujud merobohkan segala keangkuhan
~Kala itu, hidup seperti kota dan jalan raya~―sejenak tersisihkan
~Lalu tetiba aku tersadar,
~Langit mulai redup dan merah
~Gelap mulai meniupkan ruh-ruh keramaian
~Aku pun mulai bosan dan benci menjadi lampu jalan
~Yang sekadar berkisah dan menonton kefanaan
~(Gorontalo, 12082017)
Unduh teks untuk IG story