Jobfair Mama
Cerpen
Kutipan Cerpen Jobfair Mama
Karya kholilbiru
Baca selengkapnya di Penakota.id

Hampir saja aku baku hantam dengan gerombolan orang yang sedang kehausan mencari lowongan kerja. Meski ruang jobfair ini luas tapi tidak membuat suasana ini sedikit sejuk, masih saja terasa pengap. Aku bergelut dengan ribuan sarjana yang dari wajahnya terlihat takut sekali tidak mendapatkan pekerjaan. Ini seperti arena domba mencari makan. Semua orang kesana kemari beraturan ketika booth lowongan kerja di buka. Aku disini sama seperti posisi mereka. Aku yang waktu itu baru lulus SMK memang berniat ingin langsung kerja dulu. Entah masuk ke bangku kuliah tidak ada didalam misi hidupku, walaupun memang saat itu sedang tidak ada dana untuk itu.


Sejenak aku merapikan berkas-berkas yang aku punya di pojok ruangan. nanti akan kuserahkan pada perusahaan yang aku inginkan. Dari 10 amplop berkas aku aku sudah menyebarkan 5 amplop ke perusahaan multimedia. Sembari membereskan aku melihat jendela di dekatku. Aku melongok perlahan keluar jendela ternyata masih banyak yang mengantri ingin masuk ke gedung ini. Masih ada ribuan pencari kerja lain yang rela membayar 30 ribu rupiah untuk tiket masuk. 30 ribu rupiah adalah uang yang tersisa di kantongku untuk membeli tiket itu tadi pagi. Dan modal pinjaman motor paman, untuk aku pulang pergi ke acara ini.


Setelah rapi aku senderan di pojok ruangan menatap keramaian disana. Merenung untuk waktu yang agak lama. Mengingat sebelum ke acara ini aku mengambil berkas sisa di rumah temanku tak jauh dari gedung ini dan temanku melontarkan kata-kata yang membuatku agak sedikit down.


“Qi, Saingan di jobfair itu, kalo lu modal ijazah SMK doang mana bisa. Saingan lu pasti sarjana-sarjana. Gak mungkin lu di terima kalo gak malsuin Ijazah lu”


Aku hanya menanggapi datar kalimat itu. Malah yang terbesit adalah bukan aku akan sia-sia ke acara jobfair. Tapi adalah perjuangan ibuku. H-1 ibuku yang paling repot membantuku untuk mengurus berkas berkas mulai dari CV dan Pas Photo. Jujur sebenarnya aku tidak terlalu tertarik pada saat tau acara jobfair itu aku mempersiapkan seadanya denga sisa uang yang ada di kantongku. Saat aku mengurus berkas ada ibu lewat depan kamarku. “Ngapain kamu ka?” “ini ma, lagi cari berkas buat ikut Jobfair besok” sontak membuat ibuku antusias dan membantu menarikan berkas. Ketika aku harus mencetak portfolioku aku kehabisan uang dan ibuku langsung menyodorkan uang untuk mencetak. Padahal aku juga tau dia juga sedang tidak banyak uang. 3 jam persiapan untuk besok sudah selesai. Sekarang tinggal bagaimana aku ke sana, ke acara jobfair. Dan itu bisa dipikirkan bsk pada saat acara. Ibuku memberi motivasi luar biasa yang membuat aku di bakar semangat. Dan dia juga cerita pengalaman dia cari kerja dan banyak di tolak. Acara jam 8 pagi tapi aku sudah di bangunkan jam 6 pagi untuk berangkat. Tiba-tiba di depan rumah sudah ada motor paman. Entah bagaimana caranya ibu bilang ke paman untuk meminjam motor ini.


Aku masih merenung dan mengingat bagaimana susah payah ibuku hanya untuk menyemangati aku mencari sebuah pekerjaan. Perkataan temanku malah bukan untuk membuat aku down tapi membuat aku tersadar betapa aku bersyukurnya mempunyai ibu yang mendukung penuh setiap pilihan yang anaknya pilih. Sejenak aku menutup mataku dengan tangan, untuk menahan air mata yang keluar tapi tak terbendung. Beberapa tetes air mata membasahi amplop berkas.


Sejenak aku usir haru itu, aku sekal pipiku yang basah. Ini waktunya untuk tidak membuat perjuangan ibuku sia-sia.


Pada akhirnya…

~

Benar tak ada satupun lamaranku diterima. He he


(2019)

18 Feb 2019 03:13
99
Depok, Kota Depok, Jawa Barat, Indonesia
2 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: