Mimpi
Cerpen
Kutipan Cerpen Mimpi
Karya krnnatalia
Baca selengkapnya di Penakota.id
Aku terbangun lagi.
Seperti biasa, tepat pukul tiga.
Dan aku melihat ranjang di ujung kananku sudah kosong.

"Milik Charlie," pikirku.
Sudah tepat 1 hari ia menghilang.
Yang tersisa darinya hanyalah sebuah piama tidur dan sepasang sandal karet.
Aku mencoba memejamkan mataku sembari berusaha mengingat-ingat lagi mimpiku yang sebelumnya..

Aku melihat seseorang.
Ia tidak tampak seperti seorang guru.
Ia berjalan mondar-mandir di sepanjang koridor asrama.
Mengendap-endap, aku berjalan menghampirinya.

"Jangan sampai terlihat!" Perintahku pada diri sendiri.

Sosok itu mengenakan jubah.
Wajahnya tenggelam di dalam kegelapan, sehingga aku tak bisa mengetahui dia siapa.
Dengan langkah pelan tapi pasti, aku mendekati sosok itu.

Srek-srek.

Sialnya, sepatu ketsku mengeluarkan bunyi ketika menyentuh lantai yang keras.
Dan, sosok itu memalingkan mukanya ke arahku.
“Aaargghh!” Aku menjerit. Sosok itu terbang! Ia melayang ke arahku.
Aku pun berbalik dan berlari sebisa mungkin hingga sampai ke Aula.

Sosok itu hilang.
Lalu aku mengehela nafas panjang. Sesaat kemudian aku merasakan kegelapan memburuku.

Menyertaiku.
Membuatku seakan-akan buta, dan tak bisa melihat apa-apa. Lalu tanpa sadar, tahu-tahu aku sudah kembali ke kamar. Tubuhku sudah tertidur di ranjang lagi seperti semula.
***

Ya, itu cuma mimpi. Aku sadar kalau itu hanya mimpi. Ketika kutengok jam di meja kecilku, sekarang menunjukan pukul 3. Aku terbangun lagi seperti biasanya. Udara dingin malam ini membuatku bergidik. Terlebih, ketika kulihat sebuah ranjang di depanku kosong.

"Milik Thomas," pikirku.

Sepanjang hari kemarin aku memang tidak melihatnya di kelas, maupun di kamar. Kamar yang kutempati hanya muat dihuni oleh tiga orang, dengan tiga buah ranjang di dalamnya. Juga sebuah lemari tua dari kayu ek yang mungkin usianya sudah hampir 100 tahun.
Aku kini sedang memandangi tembok di samping ranjang milik Thomas dengan pandangan kosong.
Kedua temanku sudah hilang. Di kamar ini, tandanya hanya aku yang masih bertahan. Tinggal sendirian di sebuah kamar asrama tua rasanya sungguh menakutkan.

Kemudian aku memejamkan mataku. Menunggu lama, sampai aku benar-benar sudah berada di bawah alam sadar. Ketika aku tahu bahwa aku sudah mulai bermimpi, aku pun mempelajari keadaan sekitar.
Aku kini tengah berada di dalam kamarku dan sedang tertidur. Keadaan kamar ini terlihat sama saja seperti saat terakhir kali aku melihatnya.
Setelah beberapa kali mengamati, kusadari bahwa ternyata ada yang berbeda di sini.
Kamar ini begitu sayup. Penglihatanku juga tak seperti biasanya. Kulihat ada cahaya redup dari nyala sebuah lilin yang terletak di atas sebuah meja kecil.
Api di lilin itu terlihat menari-nari, menandakan bahwa tengah ada angin yang sengaja masuk ke ruangan ini.
Setelah itu, aku tak melihat ada keanehan lagi. Jadi kuputuskan untuk mengakhiri mimpiku, dan bangun.
****
Aku mencoba untuk menggerakkan kakiku, tetapi seperti ada sesuatu yang menahannya. Rasanya sungguh berat. Sekujur tubuhku, seperti sedang menahan beban ratusan kilo.
Tetapi akhirnya aku sanggup membuka kedua mataku.

Betapa mengejutkan, ketika yang kulihat tetaplah sama.
Keadaan kamar yang seperti semula terlihat di dalam mimpiku.
Ada cahaya redup dari nyala sebuah lilin.
Lebih terkejutnya lagi aku, ketika kulihat ada sesosok bayangan hitam masuk ke dalam kamar.

“Sssst....” Kudengar bunyi bisikan itu. Samar-samar kulihat sesosok itu memberikan isyarat tangan pada mulutnya, menyuruhku supaya diam.
Sedangkan aku masih berusaha bangkit. Tetapi yang ada, tubuhku semakin berat.
Sosok itu berjalan ke arahku. Mendekatiku, dan membisikkan sesuatu.

“Kau masih bermimpi, Nak. Tidurlah lagi..”

Sosok itu kian mendekat. Dengan pandangan masih terlihat samar, aku melihat sosok itu melayang. Ia terbang, dan semakin mendekat ke arah tempatku tertidur.
Sosok itu tampak mengeluarkan sesuatu dari lengan jubahnya.
Aku dapat mengetahui dari bentuknya yang terlihat kurang jelas dari penglihatanku, kukira itu sebuah tangan. Ia lalu menyentuhku. Dan kemudian, ia berhasil mencekik leherku.
Mulutku membuka hendak berteriak, tetapi yang berhasil keluar dari mulutku justru suara pekikan yang melengking mengerikan. Aku merasakan cengkeraman yang kuat di leher serta pundakku. Sosok berjubah itu memiliki kuku yang tajam sehingga mampu menusuk kulitku.

Sesaat kemudian, aku mati rasa. Dan segalanya yang kulihat kini tampak nyata.
Ada sebuah cahaya terang masuk, dan aku bisa merasakan tubuhku terangkat, terbang ke atas dan menembus langit-langit.

Sekali lagi kulihat sosok berjubah itu.
Ia berhasil! Kataku.
***

Ia berhasil membuat mimpi anak-anak yang tinggal di asrama seolah-olah menjadi nyata.

Dan ia berhasil, membuat dirinya semakin kuat.
Kini, dari balik jubahnya ia menggelegar. Tubuhnya berubah menjadi semakin besar. Kedua tanduk di kepalanya semakin mencondong keluar.
Kemudian baru aku sadari. Iblis itu, telah menjadi kuat berkat jiwa para anak-anak yang dihisapnya. Melalui mimpi yang sengaja dibuat menjadi nyata.

NB: Aku yakin, pasti setelah ini aku akan kembali bertemu dengan Charlie dan Thomas.

Aku penasaran, apakah mereka berdua merasakan hal yang sama juga?

Sakit ketika mati?

Yang jelas, aku akan siap memburu mereka dengan pertanyaan.
02 Apr 2018 13:54
335
Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah
1 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: