Tulisan ini kubuat semerdeka mungkin,
Sebab Jiwa belum selesai diterapi
Larut dalam adukan secangkir kopi.

Seutas tali merah senada dengan langkah
Kepada diri yang sedang bersenang-senang dengan jajanan pemerintah,
Kepada diri yang sedang dicambuk cemburu sebab kurang keadilan.
Kepada diri yang menaruh harap tanpa kepastian.

Didepan cahayamu aku menjadi bayangan
Diperjalananmu aku adalah pena
Di istirahatmu aku adalah selembaran kertas
Dan kau tulis dengan tinta dosa,
Aku hanya punya sepetak tanah dengan tanaman luka didalamnya

Tempat puisiku bekerja
Tempat puisiku tidur
Tempat puisiku bersetubuh
Dengan kekasihnya yang telah lama jauh.