kapital
Puisi
Kutipan Puisi kapital
Karya mutiasenja
Baca selengkapnya di Penakota.id

Bila suaraku masih terdengar, izinkan aku bergeming malam ini.

Untukmu, aku ingin menjelma musim hujan.

Atau kemarau, atau segala musim yang menjauhkanmu dari mimpi buruk.

Terimalah kehadiranku dalam wujud apa saja sesukamu.


Kau boleh mengusirku sejenak ketika kau rasa kehadiranku mengganggu.

Entah akan datang lagi sebagai sunyi atau puisi.

Kita pernah berjanji untuk tidak saling meninggalkan bukan? 

Aku rasa sang waktu sangat baik telah membangun jembatan temu.

Sialnya, tuhan menciptakan kesedihan yang karib dengan hati dan nurani.

Ikatan manusia tak sebanding dengan genggam tangan takdir.

Hidup bagi kita hanya rencana yang sengaja digagalkan semesta.

Keabadian akan jadi serangkai makna yang tercipta dari puing-puing kefanaan.

Upaya cukup ditempuh dengan tanpa penerimaan atau pun penolakan.


Aku seperti napas yang menginginkan detak jantungmu, sayang.

Luka menjadi pertanda bahagia ketika cinta masih menguratnadikan kita. 

Fabula akan selamanya bertakhta perihal peran sepasang insan. 

Induk dari kepura-puraan yang sengaja diciptakan dari penggalan kata-kata purba.

Nisbi seperti janji-janji. 


Rama yang mengasuh anak-anak jiwaku adalah kau, kekasihku.

Irama yang menghidupkan lirik menjadi sebait musik.

Zaitun yang menyampaikan khasiat laksana rumpun madu.

Aduh, alangkah manisnya rinduku sebab milikmu.

Lalu rengkuh aku sambil menyaksikan takdir menulis ulang nama kita.


Sragen, Agustus 2019.

07 Aug 2019 04:00
164
Unnamed Road, Puro, Kec. Karangmalang, Kabupatén Sragén, Jawa Tengah 57222, Indonesia
3 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: