Waktu membeku pada batu lumut Dingin meresap pada dahan pohon Dan penyair kembali pada kekasih Dan kekasih kembali pada sunyata. Tanpa hidup dan mati, adakah lagi Makna puisi diseberangi mimpi?...
Di Karet, kutulis puisi untuk Anwar Siang kelam, angin suram, batu nisan Dan Anwar jadi patung bagi sajak Seperti mayat yang jauh dari bumi. Untuk Anwar, kuberi bunga mawar Sebagai tanda ia yan...
Malna, ke mana pergi sajak Jika rumah bahasa boyak? Instalasi hujan dan sungai Jadi banjir kata di kota mati. Dengan apa penyair menulis Jika imaji sekedar rupa sajak? Lalu kudengar hujan berj...
Akhir Juni tandas di dalam gelas kopi rum Jamaika. Sepetak ruang dengan benda arkais di sana-sini sekadar memberi makna pada pengujung petang. Kita bayangkan di sini hanya ada kursi dan meja tanp...
Kedai kopi di kota adalah ruang yang keramat dan sarat. Sebagaimana pelabuhan: kesuraman yang mahalegam tapi begitu sublim, ketika malam meruangkan kekosongan dan perahu-perahu yang memucat itu lal...
Alir sungai terus mengeja kalimat yang terbawa gelombang ke muara. Kalimat itu adalah potongan kata yang urung kukatakan kepadamu. Kutahu kalimat itu tak punya ujung juga tak tamat oleh debu...
Di gedung tua kita menunggu atau berharap kepada yang lewat. Tapi engkau melihat sapu terbang meniti cahaya bulan. Dan aku pun mengingat sebuah topi komprang yang hampir menutupi wajah seorang...
Jumat telah dilapangkan di rumah ini. Perhelatan sederhana penganan Lebaran adalah kue-kue yang dibikin dari tepung, telur, mentega, kesabaran, dan sukacita. Ruang tengah yang hangat dan ram...
Pada tembok yang bisu dan obor yang hampir padam sajak menjejak di lantai kusam, seperti pesakitan yang tak akan pernah lagi melihat fajar berikutnya sebelum hari H itu. Pada perut yang lapar d...