Menjelma Menjadi Katak
Kutipan Cerpen Menjelma Menjadi Katak
Karya pulangpulangpagi
Baca selengkapnya di Penakota.id


 


Seseorang memukul wajah Bani. Pada hitungan ketiga ia terjatuh mencium mesra aspal jalan utama menuju rumahnya yang belum kering sempurna. Dan ia harus rela kehilangan dua gigi depannya.


 


Ia tidak sadarkan diri otomatis setelah itu. Entah siapa yang memukul Bani.


 


Selepas tak sadarkan diri selama dua jam, akhirnya Bani tersadar dengan sendirinya ketika katak yang melintas menyemproti matanya. Sontak ia kaget bukan kepalang. Hal yang ada dibenaknya saat ini ialah bukan siapa yang memukulnya, atau kenapa aku terbangun di jalan raya, atau apakah aku seorang superstar, melainkan perkataan teman kecilnya. Teman sepermainannya dulu, selalu mengatakan, “Mata yang terkena kencing katak itu akan buta selamanya.” Entah kenapa ia begitu yakin akan hal itu, tidak ada sebab jelas, yang jelas ia hanya ingin percaya.


 


Bani seperti ketakutan merengek-rengek seperti anak kecil minta susu dari ibunya selama lima menit. Hingga pada suatu titik ia merasa lelah lalu berhenti. Setelah itu, ia menyadari bahwa matanya masih bisa melihat bulan separuh yang tampil di langit malam itu. Terang dan damai cahayanya berpendar-pendar menerangi malam buta.


 


Keheningan kali ini menguasainya dari rengekannya yang sebetulnya tidak berdasar tersebut, dari pada rasa nyeri dari dua gigi yang tandas ketika benda tumpul menemui wajahnya.  


 


Lalu ia melihat sekitar perlahan-lahan, tiba-tiba ada cermin besar di depannya datang dalam waktu enam puluh detik saja, dan hilang. Lenyap entah kemana. Dalam cermin tadi ia sempat melihat dua giginya yang tandas. Melihat wajahnya sendiri saja ia merasa lucu. Seperti apa yang dilakukan Chaplin ketika menertawakan kemalangan dan keburukan yang menimpa hidupnya.


 


Belum berhenti sampai disitu, ada cermin dua kali lebih besar mendekat padanya. Benar-benar besar. Bila dibandingkan cermin itu sebanding dengan tinggi Monas. Anehnya, cermin itu tidak sukses membuatnya terheran-heran seperti kemunculan cermin pertama karena setelah ia melihat pantulan dirinya di cermin itu, ia memutuskan merasa heran yang teramat sangat pada dirinya. Keheranan yang teramat sangat ini membuatnya melongo sedemikian lama memerhatikan dengan detail pantulan dirinya dalam cermin. Di dalam cermin dirinya menjelma menjadi katak.


 


Kweebeekk… kweebeekk…


 


Kweebeekk… kweebeekk…


 



 


 


 


 


 


Yogyakarta, 2020.


 

23 Feb 2021 13:38
655
12 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: