Malam Ini Bintang Mati Dalam Matamu
Kutipan Cerpen Malam Ini Bintang Mati Dalam Matamu
Karya pulangpulangpagi
Baca selengkapnya di Penakota.id

 

Seekor Kancil yang kedinginan itu berlari-lari kecil yang membuatnya terpisah dari induknya di hutan. Hutan itu terkenal sebagai hutan yang muram. Di siang hari saja suasana begitu gelap. Gelap seakan-akan di hutan itu hanya ada malam hari saja. tersadar dari lamunannya, Kancil itu kebingungan. Menetap ke kanan dan ke kiri, ke depan dan ke belakang, ke atas dan ke bawah, tetap saja tidak menemukan apa-apa selain rasa takut dalam kesendirian. Dan malam ini ia baru sadar bahwa ia benar-benar sendiri dan kehilangan iduknya.


Ia memutuskan tetap berjalan ke depan menuju sebuah cahaya kecil yang jauh di sana, tidak terjangkau rasa-rasanya berapa jauh jarak itu darinya. Cahaya itu seperi bintang kecil di langit yang biru dengan sebuah titik saja terlihat dari matamata kita. Tidak ada cara lain yang ada, selain menuju titik terang itu. Kancil menguatkan hatinya untuk terus berjalan seraya berharap dapat bertemu dengan hewan lainnya. Tentunya bukan dengan harimau yang menurut desas-desus masih hidup liar di hutan ini.


Bisa kita bayangkan bagaimana jika kita hanya hidup dalam satu waktu saja, malam hari. Kita tidak akan pernah tau apa itu matahari, apa itu cahaya, apa itu menyala, segala yang disediakan tempat itu hanyalah hitam kelam. Bayak pula ornag yang akan senang hidup dalam satu waktu seperti ini karena rahasiannya akan senantiasa terjaga dari mata-mata di pagi hari, dari mata-mata di siang hari, dan dari mata-mata di senja hari yang selalu ramai dalam kamus-kamus para pecinta kopi.


Singkat cerita, setiap langkah yang dilalui Kancil membawanya pada titik terang itu. Waktu demi waktu mengalir seperti aliran sungai yang airnya takkan pernah habis walau kemarau panjang melanda sekalipun. Tetap setia mengalir sampai jauh, sampai mata kita tidak bisa memandang, sampai hari-hari dimana hari itu tidak ada lagi. Dan Kancil berjingkrakan karena merasa bahwa titik terang itu sudah dua puluh delapan jengkal lagi jaraknya dari dia.


Apa yang diharapkan Kancil tidak sejalan dengan kenyataan. Titik terang itu tiba-tiba saja menghilang. Lenyap dari mata-matanya, entah kemana. Hilang. Titik terang yang bagaikan bintang kejora itu benar-benar hilang dari matanya. Ia melangkahkan kakinya barang dua tiga kali ke kanan, lalu mengulanginya ke kiri namun kini ditambah tiga langkah kecil. Sontak ia terkejut begitu dahsyat, jantungnya seperti terkena dentuman palu Goddam. Menarik nafas panjang dan hembuskan perlanhan dipilihnya untuk menenangkan diri secara singkat. Kancil telah menguasai diri kembali. Matanya meneliti pelan-pelan dan dalam-dalam, pandangannya terpusat di depan langkahnya yang terakhir. Tampak dua tubuh telah terbujur kaku. Dua tubuh itu telah membusuk. Dua tubuh itu membiru, dikerubungi lalat di sana-sini, memberikan aroma yang tidak sedap. Dua tubuh itu adalah dirinya dan induknya. 


14 Jun 2021 17:19
232
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: