Belakangan ini kepalaku benar berbeda. Ada denyut yang terus menetap. Jangan tanya kenapa, entah sudah berapa lama, aku terus membaca di luar ambang waktu membaca. Lalu terbesit di pikiranku untuk membakar semua bukuku. Memang tak banyak, faktor ekonomi. 

Terlebih ada beberapa buku yang tak sempat kembali ke pelukanku. Dipinjam teman, dikoyakkan keponakan, ketinggalan di rumah seseorang, diloak mama. 

Pada saat prosesi pembakaran buku itu, aku akan tertawa sekeras mungkin. Lalu akan mengambil satu bukuku yang sampulnya terbakar sedikit. Satu buku itu, buku favoritmu, kelak aku akan mengirimkannya padamu, seperti Carlos mengirimkan The Shadow Line karya Josep Conrad kepada Bluma.

Tetapi, aku tak akan melakukan itu. Aku hanya akan melihat semua bukuku itu terbakar habis tak bersisa satu pun. Sekali pun itu buku favoritmu. Karena aku percaya cinta bukanlah kata-kata. Walau di sana terdapat kata-kata yang kugunakan untuk membuatmu mencintaiku. 

Cinta adalah kita. Jadi biarkan buku saja yang menampung kata-kata. Kamu? Biarkan aku.