Mira
Puisi
Kutipan Puisi Mira
Karya rahmatridwan
Baca selengkapnya di Penakota.id

Pundak-pundak di dekatnya getar gempa⁣

Petaka ini mengguncang mereka lagi⁣

Dari beranda, dayu kedasih tak terdengar hingga nyaring.⁣

Pelan berbisik, mengapa?⁣

Mengapa air mata selalu susur sungai?⁣

Mengapa pula kita harus mengayuhnya dengan⁣

lengan sendiri?⁣

Dan hari depan, musim tak akan lagi sama di rumah ini⁣

Kau membakar tubuh kawanku, tetapi kobar juga menghanguskan dadaku⁣

Adakah seorang yang terbebas dari cela-dosa?⁣

Kaulihat sendiri durjana menikam durjana⁣

Dan di telapak telah tergenggam Izrail seraya mengacung jari, "Akulah pengadil! Akulah pengadil!"⁣

Tapi bajing seorang jaharu tak tahu hukum setimpal!⁣

Tanah celincing akan dikenang jadi sejarah purba⁣

Sisa abu Mira akan melesap di bawah cahaya⁣

Mira, aku terluka⁣

Kematianmu, kekal amarah kami meski di dalam sujud terbenam doa⁣

Serbuk bedakmu tak akan mengikis terembus waktu⁣

Dan rona pipimu, Mira,⁣

akan tertinggal pada bekas gincu di cermin kusam itu⁣





Puisi untuk saudara transpuanku, Mira, yang mati terbakar hidup-hidup oleh 7 orang Bajing Loncat di daerah Celincing, Jakarta Utara pada Sabtu, 4 April 2020. Setelah dipukuli dan dianiaya, tubuhnya disiram bensin lalu para pelaku membakarnya.⁣

08 Apr 2020 23:06
80
Jl. Citra Raya Mekar Sari, Mekar Bakti, Kec. Panongan, Tangerang, Banten 15710, Indonesia
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: