Kutipan Puisi
Musim Semi di Persimpangan Perang
Karya
rhsrofiq
Baca selengkapnya di
Penakota.id
: Untuk kakek Harry J Benda
Pagi-pagi aku melihat sebuah matahari yang sudah terbit
tampak seperti picisan dalam novel atau sinema
atau sedikit ke arah barat yang menerbitkan senja
dari situ muncullah bulan sabit
Bulan sabitmu seperti bukan sabit
lebih tepatnya Wanning Gibbous saat bulan setengah ukuran penuh
Aku sampai lupa pada cerita di dalam dongeng Cekoslowakia
Di mana di situlah tempat lahirmu
Aku ingat pada yang diterapkan para pegiat kincir Angin
pegiat-pegiat seperti paman Snouck
aku mengibaratkannya pada pertengkaran
Tetapi yang perlu diketahui, yang dicari bukan itu,
solusi dari perselisihan itu,
Bukan begitu paman?
Sampai suatu ketika saat bulan sabit itu mulai menjadi bulan purnama
Paman dan beberapa teman paman menghentikannya
dengan aba-aba yang paling lembut
Sebab dengan kelembutan itu bulan sabit akan menjadi lunak
Aku menjadi seorang yang memerhatikan
di satu sisi bulan Sabit itu lemah
namun di sisi yang lain begitu tajam dan menyakiti
paling tidak pada saat matahari pagi-pagi itu terbit
Mereka tidak tahu bahwa matahari yang terbit itu telah dipermainkan
Pelaku monopoli matahari tidak lebih dari sebahu paman
Paman juga heran dengan hal itu
Tapi bukan paman kalo pantang menyerah
Bulan-bulan itu hidup di tengah musim semi
Musim-musim yang daunnya akan tumbuh kembang
Kalau kata nenekku di Jepang itu muncul Sakura
Sedangkan kata paman merekahnya bunga tulip
Musim Semi akan usai jikalau paman telah memanen tulip
tulip-tulipnya diubah menjadi berbagai bunyi dentuman dahsyat
Aku berserah pada pemimpin setinggi bahu paman
dan para tetua adat
mereka tertolong. oleh matahari terbit
Matahari menolong melewati konstitusi dan kesempatan
selebihnya,
anakmu akan tahu sendiri negerimu sekarang
Sudahkah anakmu menjauh dari bulan Sabit, matahari atau kendaraan Paman?
Unduh teks untuk IG story