Gula yang kamu tuangkan pada teh menjelang subuh, menambah asmaramu Aku berbeda denganmu Dengannya: daun menjari ialah overdosis asmara Sampai kalanya aku melambaikan ragaku
Siapapun itu, Tolong Aku! Keluarkan Aku dari lubang hitam! Raihlah tangan busukku Oh ayolah! Jangan mengagungkan gengsimu! Aku manusia, Kamu manusia, Marilah, bantu aku! Percuma, susah pay...
Meringkuk badan Terletak pada permadani langit Bintang menemaniku Aku berharap dia mengerti Ingin berteriak, lagi-lagi gerbang terkunci Ingin menangis, lagi-lagi panas merajalela Ini hampa...
Hamparan ruang tanpa ujung Serba hitam Tidak bersama cahaya: Teriak! Tangisan! Ketakutan! Amarah! Kesombongan, Ego, itulah nadaku Memelukku dengan dinginmu Melemparkanku ke jurang lalu...
Lucu sekali dia! Bergoyang bernyanyi pada arena keangkuhannya menyawer sekarung koin seketika emas batangan jadi Mulut baru berbusa tarik terus mang! Pinggul menipis yok menggila lagi! Lihat...
Mencintaimu rupa pembakaran menjadi abu, tertiup angin membekas hitam :tidak ada. (Jakarta, 12 Mei 2018)
Bukankan kamu indah? Terjatuh lalu berenang pada lautan langit malam. Kamu mencoba menarik fokus di bawahmu. “Hanya saya yang pantas untuk dipandang wahai makhluk!” teriakmu bersiratkan sinar....
"Sayang, menarilah pada blok-blok piano" Ah, aku tahu kamu pasti kaku Apalagi aku terkaku dalam berpeluk biola Tak bisa bersua dengan salju hari ini "Salju? Kamu bukannya menyukainya?" Berpeluk...
bertengkalah: berjubah, bersayap putih mengkilau tanduk merah tajam berderang Merebut hati Si Patung Tanah Berjalan sebagai produk baru dari Si Perajin "Wahai Kamu! Ikutlah Aku menuju tempat k...