HAWA FILOSOFY ( drama musikal , dua babak )
Kutipan Naskah Drama HAWA FILOSOFY ( drama musikal , dua babak )
Karya senopatikudanarapadyagusa
Baca selengkapnya di Penakota.id

Babak 1


Pemain : Pak Mukhlis, siswa (1), siswa (2), siswi (1), dan beberapa orang penari . Narator, kepala sekolah.guru kelas, anak 'genk' Siswi (1), siswi(2), siswi(3), siswa-siswi figuran, Adam, Hawa Filosofy


Plang nama 'SMAN 1 BANJAR AGUNG - TULANGBAWANG - LAMPUNG'


Sebuah layar putih itu memperlihatkan suasana pagi , matahari pagi , kokok ayam jantan.

3 pelajar muncul,


'Selamat pagi, pak!'

'Selamat pagi, pak!'

'Selamat pagi pak!'


(lagu selamat pagi by 'RAN')



Beberapa penari muncul dengan membawa asesoris meja, kursi, papan tulis. sebuah tarian terlihat enerjik.


Narator : Di sebuah kelas saat pelajaran akan dimulai seorang guru kelas sudah berdiri di white board menuliskan 'Pelajaran Mengarang'. Namun, belum juga ia bersiap meneruskan tulisannya di white board itu, kepala sekolah muncul dengan seorang murid baru.


Kepala sekolah berpici hitam miring ke kiri berkacamata klasik.

dan seorang murid baru malu-malu berdiri di belakangnya.


Siswi (1) pada dua siswi dibelakangnya (bahasa Lampung) :


weay, mimpi apa aku semalam, pagi-pagi begini sudah diberi hadiah arjuna kesasar. Koq mau ya, sekolah di hutan?


Siswi di belakangnya (1) menjawab dalam bahasa Lampung :


dia mau sekolah di hutan karena ia raja rimba. Hati-hati kau bisa yang pertama diterkamnya pula!


Siswi di sampingnya (bahasa Lampung) :



kalau yang nerkamnya setampan itu, maulah aku jadi korbannya!


(koor, tertawa tanpa sadar).


Semua orang menengok ke arahnya : guru kelas, kepala sekolah,Adam dan siswa-siswi di kelas itu.


Kepala sekolah (berkata keras) :


diam!


Kepala sekolah :


anak-anak hari ini kalian kedatangan siswa baru ( lagu Bintang di Surga Peetr Pan).


di balik pintu : TOK TOK TOK!

( seorang siswi masuk tanpa sabar dengan easy going. Rambutnya tak bersisir, berrok selutut dan bajunya dikeluarkan . Sebuah tasnya yang menjuntai) itulah Hawa Filosofy.


Hawa Filosofy ( pada kepala sekolah ) :


pagi, pak!


Kepala sekolah ( melotot, marah) :


Kamu ini, Hawa, Hawa, ....pagi-pagi sudah membawa hawa yang tidak sedap di pandang!Sudah terlambat, baju di keluarkan pula. Sebagai perempuan kamu gak elok di pandang!


Hawa Filosofy :


Maaf, pak! Jalanan macet, tadi ada sopir truck nabrak gerobak siomay!


Kepala sekolah (tambah melotot) :


apa kamu bilang? Kamu pikir ini jakarta, macet!Ini Tulangbawang Hawa! Yang macet otakmu itu!


Hawa Filosofy ( terkekeh, nantang) :


otak saya, lancar pak!


Hawa Filosofy ( pada murid baru) :


Haayy, ...murid baru ya! Nama saya Hawa Filosofy, Murid paling cantik di kelas ini. Juga yang paling hebat untuk semua mata pelajaran!


(lagu Bondan Prakoso 'Tak Terkalahkan')


Adam (pada Hawa) :


Cantik, ....saya percaya itu , kamu paling hebat! nama saya Adam!


Adam menyebutkan nama panjangnya (???? suka-suka kamu)


kepala sekolah ( melerai) :


sudah,sudah! kesempatan dalam kesempitan!


koor ( 3 siswi di belakang) :


pak acara perkenalan dulu dong! kan ada murid baru!


Hawa Filosofy ( pada 3 siswi di belakang) :


Basi, ....tahu! Aku lebih dulu yang dapat!


siswi(1) :


dasar ganjen!


Hawa Filosofy (sinis) :


Idiihhhh, sirik!


siswi(2) :


cewek agresif!


Hawa Filosofy ( meledek pada 3 siswi di belakang) :


Tapi saya perempuan terhormat!


siswi(3) :


Terhormat dari mana?Sudah jelas-jelas kamu yang lebih dulu ngajak kenalan, ...haaayyy, saya Hawa Filosofy!Please dech!


siswi 1 dan 2 :


iya, ya, ...dasar ganjen, cewek agresif, bispak!


Hawa Filosofy ( tegas) :


kalian juga suka, kan sama dia?


koor ( jawab 3 siswi ) :


Tapi kami jaga gengsi , seorang perempuan itu pantang memperkenalkan diri lebih dulu!


Hawa Filosofy ( pada 3 siswi) :


Serius??? Untuk seorang laki-laki setampan dia? kalian ngomong gitu kan karena saya yang punya kesempatan lebih dulu!


Adam ( ke Hawa) :


Apa , kamu bilang saya, tampan? Terima kasih!


Hawa Filosofy ( pada Adam, jaga gengsi) :


Saya memang bilang kamu tampan. Tapi cuma bercanda, tahu!


(lagu disesuaikan)



Babak 11


Sebuah rumah. Kamar Hawa Filosofy.


Pulang sekolah Hawa Filosofy bersenandung (lagunya terserah). Menuju kamarnya. Tanpa sepengetahuan dia Mamahnya ada di rumah dan lihat Hawa datang.Mamahnya mendekati kamarnya Hawa dengan jalan berjingkrik. Nama 'Hawa' disini terkadang terdengar manja 'Awa' ( huruf 'H-nya' hilang).


Hawa Filosofy ( sambil rebahan di kasur ia tertawa sendiri) :


Adam, adam,...adam siapa namanya? Adam Darajatun? Ah, bukan. Dia bukan orang sunda! Adam? Ah, adam apa kek namanya yang penting dia tampan, ah, hidungnya. Kumisnya.Dagunya. Ngegemesin banget sih!



Pintu kamarnya terbuka ( berdiri mamahnya, Hawa kaget. Ia sadar pasti mamahnya telah nguping apa yang ia ucapkan tadi.Tapi ia dapat ide untuk menjawabnya jika mamahnya bertanya perihal nama adam yang ia sebuat tadi).


Mamahnya bertanya selidik pada Hawa :


Siapa itu Adam?


Hawa Filosofy (mencoba bergurau) :


Adam. Seorang laki-laki tampan penuh pesona.Ada masalah mah? Menurut Hawa normal saja seorang gadis remaja menyukai laki-laki?



Sang Mamah ( terpancing debatnya Hawa) :


Oh, begitu? Normal juga kah jika seorang perempuan anak sekolahan itu hamil duluan? Begitu! Apa jawabmu?


Hawa Filosofy (protes) :


Mamah koq njasmen gitu. Emangnya siapa yang sedang jatuh cinta atau pacaran?


Sang Mamah ( pada Hawa) :


itu tadi apa? Adam, adam!


Hawa Filosofy :


itu tadi naskah drama , mah! Awa sedang hafalin dialog naskahnya.


Sang Mamah ( selidik, tegas) :


Jangan Bohong! Roman muka Awa adalah roman muka seorang gadis yang sedang jatuh cinta bukan, seorang gadis yang sedang hafalin acting!


Hawa Filosofy (meyakinkan) :


Emang itu perlunya acting! Menjadi seperti sesungguhnya. Hmmm, ....seebnarnya apa sih yang mamah cemaskan jika Awa pacaran?


Sang Mamah ( bijak) :


Nama kamu Hawa , kenapa kemistri dengan nama Adam di hari ini? Mamah sedang cari tiket pesawat 'Adam Air' yang entah tercecer dimana?Dan Kamu di hari ini juga mamah dengar manggil nama Adam dengan begitu antusias! Mamah cemaskan sebuah ramalan tentang kamu Awa!


Hawa Filosofy ( tak mengerti) :


Ramalan, ramalan tentang apa?


Sang Mamah salah tingkah untuk menjelaskannya. Ia berjalan mondar-mandir di kamar Hawa.


Hawa Filosofy (mendesak mamahnya) :


Ramalan tentang apa? Gerimis, hujan, badai ? Ramalan adalah ilmu imajinasi dan belum tentu kebenarannyaakan terjadi. Kenapa meski mamah percayai untuk dicemaskan! Awa gak percaya segalaa ramalan pun, tentang Awa sensiri!


Sang Mamah ( merasa lega) :


Itulah arti dari nama keduamu. filosofy. Kamu mesti bijak berpikir dan melangkah.Cerdas ambil pilihan.Dan memutuskan. Hawa adalah anma perempuan yang terlempar dari surga.Dan laki-laki bernama Adam itu adalah pembuat onar hati sang Hawa! Di dunia keadaan akan berbalik yang akan menanggung segala derita adalah seorang Hawa, ....perempuan! Atas sebauh godaan sang Adam! Mamah cemaskan jika Awa pacaran saat masih sekolah saat belum dewasa!



Hawa ( mendebat) :


Mendramatisir ramalan lagi! Njusman lagi! Apa tidak ada kepercayaan pada dunia remaja seperti awa? Curiga bahwa jika remaja pacaran bisa hamil! Bisa, .....????


Sang Mamah tertantang , menyuruh duduk pada Hawa dengan telunjuknya.


Teorinya begini . Mamah tanya. Jadi benar, Awa sebenarnya sudah pacaran dengan laki-laki bernama adam itu? Sudah berrenang bersama? sudah nonton bioskop bersama? Terus kemalaman? Atau sengaja memilih waktu, nonton malam, terus kemalaman Dan pulangnya nginep di hotel berdua? Laki-laki busuk! Kamu tidak berpikir kearah itu?


Hawa Filosofy ( membantah ) :


Mamah ini ngomong apa sih? Siapa yang pacaran lalu berrenang bersama?Dan nginep di hotel? Mahal mah harga hotel! Tidak ada nama Adam atau nama laki-laki yang mamah sebutkan itu.


Hawa filosofy ( beranjak menuju ke dinding memperlihatkan sesuatu). Sebuah poster bertuliskan : JANGAN BILANG YA, UNTUK KATAKAN CINTA DENGAN VAGINA!


(Lagu di sesuaikan)


Sebuah layar putih menutup kisah ini. Sebuah jemari tangan yang mengetik ( 'jangan bilang 'ya' untuk katakan cinta dengan vagina!') dan sebuah buku novelnya JENAR MAESA AYU terpampang disana.


Bandar Lampung - Pamarayan. Serang, 2012-2019.

30 Sep 2019 13:35
199
Banjar Agung, Kabupaten Tulangbawang, Lampung, Indonesia
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: