Kutipan Cerpen
Tambal Ban
Karya
shintatiara
Baca selengkapnya di
Penakota.id
Langitnya sedang cantik. Kemarin-kemarin hujan, sore ini untungnya tidak. Kamu resmi kembali bertugas jadi supir, tersenyum sambil menyetir. Aku kebagian peran jadi penumpang, tugasku duduk di belakang dan membuatmu senang. Entah dengan lawakan atau pun pelukan.
~
"Turun! Turun! Ban motor kita sepertinya bocor, coba kamu cek."
~
"Ah, lagi? bukannya kemarin juga bocor ya?"
~
"Sudah, cek saja."
~
Aku turun, baru saja mau berjongkok. Kamu cekikikan. Matamu yang dasarnya kecil itu langsung hilang. Tawamu tidak kunjung selesai, bahkan sampai air matamu keluar.
~
"Senang ya berhasil mengerjaiku lagi?"
~
"Kamu menggemaskan kalau lagi marah."
~
"Kamu menyebalkan. Aku mau pulang!"
~
Kedua lenganmu yang lapang tiba-tiba menarik kepalaku. Debar jantungmu terdengar jelas. Pelukanmu terasa erat.
~
"Pulang ke sini saja. Lebih dekat."
~
Aku kian membenamkan kepalaku di dadamu. Menikmati setiap perasaan hangat dan nyaman. Emosiku perlahan hilang. Aku setuju pada siapapun yang berkata bahwa rumah tak melulu berbentuk bangunan karena sebagian orang memaknainya sebagai pelukan.
~
"Atau mau ku antar pulang ke tambal ban?"
~
Aku mendelik sewot sementara kamu tersenyum jail. Ah, kamu tuh ya!
Unduh teks untuk IG story