Ram & Anise
Cerpen
Kutipan Cerpen Ram & Anise
Karya shintatiara
Baca selengkapnya di Penakota.id
Hujan belum sempat reda, titik-titik air di kaca jendela saja belum hilang, tapi kamu sudah mengeluarkan kata yang sanggup membuat hujan turun mengguyur lebih deras. Bukan di luar. Tapi di sini, tepat di pipiku.
~
"Ram, aku ingin kita berpisah saja."
~
Ah, bagaimana kamu mudah berkata seperti itu, An? Lelaki yang duduk di hadapanmu ini kau anggap apa?
~
Aku mengacak rambutku yang mulai panjang. Lalu tiba-tiba aku menyadari sesuatu...
~
"Apa karena rambut gondrongku, An? Kau selalu bilang tak suka lelaki berambut panjang. Meski sebagai anak seni, ini hal yang lumrah. Tapi jika kau memang tidak suka, aku akan memotongnya, An."
~
Perempuan di hadapanku masih saja diam. Matanya menerawang ke luar jendela dekat tempat duduk kami. Jari-jari lentiknya pelan mengelus permukaan cangkir kopi yang tadi ia pesan.
~
An, asal kau tahu..
Aku benci melihat kau yang bersedih seperti ini. Bisa kau katakan saja apa salahku? biar bisa segera aku perbaiki. Apa saja. Asal kamu tidak pergi.
~
Mataku terus menangkap sosokmu. Berusaha mengambil alih perhatianmu dari kaca jendela itu. Mungkin kamu menyadarinya, karena pada akhirnya kamu memalingkan muka padaku. Mendesah kesal sebelum akhirnya menjawab pertanyaanku.
~
"Bukan itu, Ram. Ini bukan salahmu."
~
Aku mengernyit heran. Menunggu penjelasan lebih lanjut.
~
"Aku... sepertinya aku jatuh cinta... dengan seseorang yang lain."
~
An, kali ini ganti petir yang menyambar. Di dalam dadaku.
~
"Apa aku mengenalnya?" tanyaku berusaha tetap tenang. Meski astaga, sekarang rasanya tanganku gatal ingin menghajar siapapun lelaki itu, An. Bisa-bisanya ia membuatmu jatuh hati. Sedang kamu masih milikku.
~
"Tidak. Kamu tidak mengenalnya, Ram. Tapi aku sering mengenalkannya padamu, lewat cerita-ceritaku."
~
"Yang mana?"
~
"Itulah kamu, Ram. Kamu tidak pernah memperhatikanku, mendengarkan cerita-ceritaku. Sibuk dengan duniamu sendiri."
~
Aku berusaha keras mengingat. Tapi sepertinya kau benar, An. Aku tidak pernah betul-betul fokus mendengarkan ceritamu. Aku tidak berhasil mengingat siapa lelaki yang kau maksud itu.
~
"Awalnya aku hanya berencana membuatmu cemburu. Agar setidaknya kamu lebih memperhatikanku. Tapi ternyata ia sanggup melebihi apa-apa yang aku harapkan dari kamu, Ram. Ia bisa mendengarku. Ia sanggup menerjemahkan kerumitanku."
~
Ah, cukup An. Tidak perlu kau ceritakan lebih detail. Aku sudah mengerti.

Maka, biar sekarang aku akhiri ini dengan benar.
~
"Tidak apa-apa, bukan salahmu. Kamu boleh pergi. Asal saat melakukannya kamu harus lebih bahagia daripada saat kamu datang."
22 Nov 2018 09:14
120
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: