SEPASANG MATA HAWA
Cerpen
Kutipan Cerpen SEPASANG MATA HAWA
Karya tepianwarna
Baca selengkapnya di Penakota.id
seseorang yang tak bernama memilih pejam di sana. memilih pejam dalam hening danau matamu. mata yang bertumbuhan sungai-sungai. pepohonan yang lupa pada dosa pertama, tanah yang membentuk rupa Adam, lelaki pertama yang mengecap kenestapaan dosa. dosa yang terbilang-bilang, berbulir-bulir menurunkan hitam tabiat. pembunuhan-pembunuhan, yang tak pernah kau ingat sepenuhnya meski sepotong malam adalah demam yang menyusup pelan-pelan lewat lelap. lelap yang sekejap, dan kau berhenti membaca, mengukur gurat-gurat riwayat, serupa apakah yang firman, tanyamu. meski kita telah menguak batas-batas percakapan, temu ke temu. di danau matamu hanya ditemukannya bias-bias silam, yang tak jelas lagi maknanya, yang menyurat hati maha cemas, yang tak pernah lagi datang sebagai muara luka, yang kucur dan bersimbah wabah. wabah kangen. wabah rindu anak-anak. yang kehilangan jejak ibu. ibu yang setia mendongengkan pesiar ombak ke dalam kota, kota yang hilang ditelantarkan langit, langit yang bimbang menggurui tanya. tanya yang bermula dari hening matamu, cahaya ditamsil angin pagi, sebelum hari-hari jernih mengucap pulang, aku menjelma kupu-kupu dan menjawab tanyamu yang penghabisan jalan, "bukankah kita pernah dan bersaksi menjadi ada seusai pohon-pohon menerjemahkan titah pertama?"
"kita pernah dan bersaksi menjadi ada setelah malam yang menatap jauh dalam dirimu, menemukan sisa dari riak, riak dosa-dosa yang tak kering ketika angin menggelombang menembusnya menghapus jarak yang jadi tafsir sulit bagi siapa saja yang kelak bertamu dan berkenan mengunjungi sedihmu setelah kenestapaan beratus-ratus tahun lamanya, setelah kesunyian semakin berkabar tentang surga yang kemarau, yang menjauh, yang henti menggurat jejak-jejak, pada kedalaman dirimu maha hening. tapi masih ada seberkas tanya yang tak mendapat jawaban dan kau mencari-cari seorang yang berkenan menjawabnya namun tak ada yang berkenan untuk sekadar kau tanya karena mereka telah lama mengungsi seperti kaum yang pada masanya mencari-cari tanah yang menjadi ranah bagi pesiar tuhan.
16 Jan 2019 16:43
284
Banjarbaru City, Kalimantan Selatan
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: