monyet bertanya kepada tuhan
kapan saya bisa disebut manusia?
tuhan ditulisnya jadi puisi
banyak dimuat koran-koran
sastrawan di ibukota merasa senang
ada monyet yang gigih menulis puisi
agar bisa jadi manusia
monyet terus berpuisi
kadang ia sempatkan mampir ke tengah kerumunan
melihat tontonan banyak orang
tapi puisi tak ada di sana
puisi asyik berdandan di bulan
memamerkan wajahnya yang bopeng
monyet kadang-kadang merasa curiga
jangan-jangan puisi tak membutuhkannya
dan syarat menjadi manusia tak harus seutuhnya mencintai puisi
maka monyet pun memutuskan mengembara
menjelajah kota-kota, mencari penyair yang bisa dijadikannya kawan
puisi kembali ditulisnya
dimuat koran-koran
seratus tahun berlalu,
puisi semakin banyak
mengaburkan batas imaji dan kesepian
monyet-monyet semakin semarak
keranjingan puisi
meminum darahnya yang ditumpahkan lembar koran
berharap jadi manusia!
2020