rindu kita sebatas tanah yang menularkan tuah
matahari kehilangan tubuhnya, kampung halaman berisik di telinga
semarak bulan melengkung ke tepi pengharapan
kita pemimpi yang mencari rumah istirah
menjenguk lelucon yang diciptakan orang-orang kota
lalu bersedih dengan buku yang menunda dibaca
kau di dalam hangat berita
mengepul wangi percakapan
sebelum lembar pertama
meruapkan harum silam
aku ingin menjadi huruf-huruf yang menyusun koran pagi
menjengukmu yang sibuk menunggu
berdekap rimbun bahasa
umpama cinta menemukan bibir doa
meminum kangen yang diracik aminn
banjarbaru, mei 2020