seekor asu mampus
jiwanya melayanglayang serupa layangan putus
bimbang meramu arah, para nujum menatapnya cemas
akankah asu menemui surga
dan tuhan yang kemaruk dengan bahasa langit?
rindu yang wingit menyalin percakapan sengit
antara arwah asu dan arwah seorang pertapa
mungkin rabbi atau seorang ahli rohani
menggembala domba-domba tanpa kemah
menuntunnya ke jalan orang saleh
neraka tak berpintu! teriak asu
padahal surga telah menunggunya dengan masakan penuh bumbu
tulang-tulang ayam kalkun, sup buntut khas Arasy, jambu-jambu
matang diperam, dan gelas-gelas yang dituang wiski sejati
ini perjamuan bukan sekadar perjamuan biasa
di dunia, laparku kemaruk daripada ini
hausku mabuk
mereguk bergelas-gelas vodka
dan teler membuat mimpiku bingung
sajak yang kutulis berubah linglung
asu yang mampus
mengucap permohonan kudus
kepada kitab-kitab yang tergelar
di antara hingar gelas berdenting
"beri saya kandang
yang lebih besar
dua kali lipat
di bumi tandus-Mu,
biarkan darahku dijarah
sembarang orang
biarkan mayatku digotong
dari dalam makam
dijadikan santapan kota yang laparnya kemaruk,
lapar yang mengembalikan kutuk semula
"jadilah asu yang baru!
ibu-ibu, biarkan beranak asu di rabu yang biru"