Kutipan Puisi
Membakar Bunga-Bunga di Kepala-Kepala Papa & Mama (Bagian 2)
Karya
tibatibanata
Baca selengkapnya di
Penakota.id
(1) Papa,
Bunga-bunga di kepalamu
tampak layu, namun belum hancur
(2) Mama,
Bunga-bunga di kepalamu
sedikit segar, namun tampak jarang tersiram
(3) Aku, anakmu.
melihatnya, jelas-jelas sangat geram.
hampir tak ada akar yang menjalar
bagaimana bisa, aku membakar akar-akar?
sementara bunga-bunga di kepala kalian tak berakar dan tak ingin mengakar?
(4) Papa & Mama,
anakmu sudah besar
lalu, kenapa kau larang kami untuk membakar akar?
sementara, sedari dulu kalian selalu berkoar menuntun kami tentang bagaimana caranya membakar dengan berkobar-kobar.
(5) Papa & Mama,
Aku, anakmu. hanya bisa menjaga api yang diberi.
jika memang api tak ingin padam,
maka membakar adalah yang sakral
jika memang akar tak ingin dibakar, tentu ini bukan lagi soal papa dan mama.
tapi, kami sebagai anak, mungkin sudah terlalu takut untuk bermain api lagi.
lagi,
lagi,
lagi, lagi,
lagi,
***
(Yogyakarta, 2017)
Unduh teks untuk IG story