Miskin Dialog
Cerpen
Kutipan Cerpen Miskin Dialog
Karya tibatibanata
Baca selengkapnya di Penakota.id
Wanita yang baru saja bersamaku semalam, tiba-tiba memakiku dengan membabi buta. Ia menuntut sebagian uang yang pernah dihabiskannya bersamaku untuk menyewa tempat penginapan, di mana tempat kami menghabiskan malam-malam penuh dosa dan gairah.
“Kau menuntut?”
“Kembalikan uangku!” ia terus saja menekan.
“Uang apa? Itu sudah habis, tak pantas bila terus diungkit.” aku berusaha menjawab sesantai mungkin.
“Bangsat! Bajingan! Kita putus!” ia hendak pergi, setelah menyumpah serapahnya.
“Sudah puas?” aku kembali bertanya sebelum ia yakin benar-benar akan pergi.
“Taik! Cepat kembalikan uangku dan kita selesai!”
“Kalau tak bisa aku kembalikan?” aku bertanya karena bingung ingin menanyakan apa lagi selanjutnya.
“Kalau tak kau kembalikan, ya……… mau bagaimana lagi?” ia tampak semakin bingung.
“Bagaimana? Aku tak bisa berbicara banyak soal uangmu. Sudah habis bersama hasrat. Hasrat kita”
“Taik! Dasar miskin!” ia terus memaki dengan mata kosong dan nafas yang menggebu-gebu.
“Lah? Sekarang kau tahu aku miskin, dan selalu payah berbicara soal uang yang banyak.”
“Baiklah, kita tak jadi putus. Tapi kita harus putus sampai kau benar-benar bisa melunasi semua uangku kemarin.” ia agak berbaik hati dan sedikit kejam.
“Oke, kita masih bisa terus bercinta kan? aku bertanya agak takut dan kaku.
“Ya! Masih ... ” ia menjawab dengan cepat.
“Sekarang?” aku menyambutnya dengan tanya yang juga cepat.
“Silakan. Jangan lupa kunci pintunya.” ia menyuruhku dengan pasrah. Aku pun sangat pasrah disuruh-suruh.
Setelah perdebatan, kami pun bercinta terus menerus dengan sepuas-puasnya. Semenjak itu, kami tidak pernah lagi menyewa tempat penginapan hanya untuk bercinta. Aku sekarang memiliki kost murah dan bebas. Jadinya aku tak perlu pusing lagi dengan memikirkan biaya sewa penginapan yang permalamnya bisa mencapai 80-150rb per malamnya itu. Tapi aku hanya sedikit dipusingkan dengan biaya pembelian kondom dan tissue magic. Setiap malam selepas bercinta, aku selalu bertanya kepadanya.
“Apakah kau sudah puas?”
“Belum, dan tidak benar-benar puas.” ia selalu menjawab dengan wajah kesal.
“Sampai kapan?”
“Sampai benar-benar kau lunasi semua hutangmu!” ia selalu saja kesal dan bertelanjang dihadapanku.
Setiap ia menjawab begitu, aku sengaja tak menggubris. Aku terus saja menonton video di Youtube, mencari referensi soal gaya-gaya bercinta yang bisa membuat pasangan puas. Sampai kami lelah, dan akhirnya tertidur pulas.
***
Yogyakarta, 30 Januari 2018
02 Apr 2018 09:33
147
Jl. DI Panjaitan No.34, Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55141, Indonesia
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: