Cara Menyusui yang Baik dan Benar
Kutipan Puisi Cara Menyusui yang Baik dan Benar
Karya triskaidekaman
Baca selengkapnya di Penakota.id
Di usia sejam
Aku memejam
Kukulum ia, selebarnya, sedalamnya
Lindungi aku, Ibu
Aku takut
Kataku berkali-kali
Lalu desir putih itu menepi
Meresapi lelangitku
Rerengkah lidahku
Sembari menjawab ya
Berkali-kali
Dengan manis

Di usia lima
Engkau memejam
Ia kukecup
Sekali dua kali saja
Engkau tersenyum
Merangkul
Agar ia bisa kukecup lagi
Agar aku tak lagi takut
Ragu setitik, tetap kusambut

Di usia sepuluh
Engkau memejam, lelap, gelap
Ia kucium perlahan
Ia kucecap perlahan
Tanpa peduli itu manis susu,
atau asin keringat
Aku terlarut, bersengkarut
Nurani kalut
Namun takutku tercerabut

Di usia tujuh belas
Engkau akan sendirian di rumah
Hingga bertahun ke depan
Ia kurangkum perlahan
Seraya bibir bergemetaran
Tanpa daya mengurai pamit
Berlarilah aku
Berkelindan dosa
Yang ingin kucuci habis dari mulut
Namun tak bisa
Karena kecup dan kecap mengendap terlalu dalam
Karena jejak menghunjam
Sampai lebam

Di usia tiga puluh
Di pintumu engkau menyambut
Ia merekah
Masih lembut
Berbalur kering kenangan
Menungguku
Kita berulang, berdulang
Tiga puluh tahun lalu
Dua puluh lima
Dua puluh
Tiga belas
Selalu manis, ia
Engkau mengangguk
Hingga aku tak mau lepas
Atau berpulang

Di usia empat puluh
Engkau menangis, takut
Di bawah selangkamu yang tinggal tulang
Ia terbanjir darah
Bajumu lekit oleh merah
Sempat berhenti
Tapi kini terus lagi, dan lagi
Tidak apa, Ibu
Sini, aku datang; kataku
Pada renjis kesumba berbusa itu,
Pada bidang yang tak berjanji apa-apa itu,
Pada sisa-sisa perang dalam diam itu,
ia kucium
kukecup
lalu kukulum
dalam
sunyi
tenteram
Berdetik, kusesap
Bermenit, kureguk
Ia tidak amis
Masih manis
Serupa lima windu yang lalu
Suatu saat ia kering
Ganti aku bersimpuh
Menciumi dua punggung kakimu, Ibu
Mencari-cari pintu di telapakmu
Ketika tahu maaf tak lagi cukup
Tak akan

Di usia empat puluh satu
Engkau memejam
Ia, kini terjengkang, kubasuh saja
Kuusap lembut
Kukecup sekali saja
Sembari memandikanmu
Kali terakhir

Di suatu usia
Ajal mengetuk pintuku
Semua telah mengering
Telah lindap
Susumu, jejaknya, lelangitku
Namun tidak dengan kenangan kita, Ibu
Tidak dengan endap itu
Di kerongkonganku
Maka,
Kukecup putingku sekali saja
Sembari mengenangmu
Lalu berdiri
Tertatih
Menyambut tamuku
Menuju padamu


(Jakarta, 26 Oktober 2017)
28 Nov 2017 18:53
381
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: