Matrifetisida
Kutipan Puisi Matrifetisida
Karya triskaidekaman
Baca selengkapnya di Penakota.id

Dua badan jalangku

terbiar bertempiaran.

Dinyana sudra sedari mula,

pampangan koran mengundang lucah

lewat kamuflase petak-petak

—semua orang tahu itu payudara.

~

Kala mangata gagal luruhkan

repih purba dari pahatan Vulcan,

yang bisa kupungut tinggal pencilan:

mudita dan sangkuni jejal bergumulan,

sama-sama ingin jadi unggulan.

~

Kata-kataku, renjatmu, pintaku, tolakmu, pelukanku, tikamanmu, kecupanmu,

—tak satu pun datang

tepat waktu.

~

Roda brankar dan ubin tua

sibuk bertengkar.

Lubang kunci yang kauukir di lambungku

tak tahu mana aku, mana seprai:

kain putih, jadi merah

aku merah muda, jadi carik kertas.

Merah dan putih porakporandakan

dokter yang menekan luka,

Ayah-Ibu yang menggelar duka,

dan selimut yang dibungkuskan ke kepala:

jangan berdenyut,

inilah Hidup Barumu.

~

Sungkup peti ini tak usahlah kausingkap:

di dalamnya hanya dua onggok Diam

yang bisa busuk

bukan dua bongkah Emas

yang pangkal kaya.

~

Kala koyak-moyak kisahmu

masih likat di lipit-lipit kerai depan

tapi tak ada di halaman belakang,

kupikir jejak-jejakmu tak cukup jangkar

untuk buatku teliti runutkan,

hati-hati tuturkan,

mengapa leherku masih tertancap di antara bahu

yang ditunggangi Izrail di satu sisi,

dan putri kita di sisi satunya.

~

Dua badan jalangku

kaubiarkan bertempiaran.

Lalu kaupilih jalan ke kanan selasar

selagi aku menunggu

dikecup kawanan nasar.

~

~

[Jakarta, 19/03/2019]

21 Mar 2019 12:23
144
Jakarta, Indonesia
1 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: