Penggalan Buat Keran Lamaku
Kutipan Puisi Penggalan Buat Keran Lamaku
Karya triskaidekaman
Baca selengkapnya di Penakota.id

Tukang ledeng berkilah,

aku harus mencabutmu, ganti baru.

Aku mengangguk di busur punggungnya,

tak janji akan panggil dia lagi,

karena dia takkan pernah paham

seperti engkau paham akan kalutku.

~

Awalnya aku hanya bicara denganmu dalam tiga situasi:

Kali pertama pagi buta, kali terakhir malam larut

—persoalan gigi,

Mens sana in corpore sano, dengan dua huruf S

—parabualan yang kurajut dengan tangan,

Keruwetan yang ingin kutinggalkan

—burung nasar di pikiranku terlalu saleh.

Buatmu tak jadi soal,

seperti aku yang tak persoalkan

jerumbai bahaya yang menggelantungi pikiranku.

Maka kita perlu

bicara lebih kerap.

~

Saat aku sedu-sedan,

aku terbenam dalam peluk baskom di bawah kucuranmu,

sehingga mereka tak tahu

mana air mata, mana air keran.

~

Saat aku dilucahkan,

kurendamkan tubuh dalam bak di sisimu,

saat kauguyur, kauguyur, kaubinasakan

aku dari panggilan,

dari perhiasan,

yang mereka lihat dengar rasakan

tapi—sumpah—tak pernah kukenakan.

~

Saat kuiris pergelanganku,

—kuliti namaku dari cengkeram tudingan dari sebelah dunia,

kaubasuh salah-salahku

kausamarkan agar mereka tak sama merah dengan api suci,

sehingga dunia yang sebelah lagi

bersedia ampuni sikapku

yang selalu dianggap cari perhatian.

~

Tukang ledeng mengulang perintahnya:

aku harus mencabutmu, ganti baru.

Namun tanganku terbelenggu,

dibelit pelukan tak kasatmata

dari satu-satunya kawan

yang paham akan kalutku.

~

Kauboleh cucurkan air, namun

setidaknya,

rahasia merahku aman bersamamu.

~

~

Jakarta, Maret 2019.

~

Versi asli ditulis dalam bahasa Inggris “Strophe for My Faucet” dan dimuat di Instagram. Ini adalah versi terjemahannya.

22 Mar 2019 17:54
113
Jakarta, Indonesia
3 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: