cukup (dekapan rindu)
ah! itu tidak perlu diucapkan
selalu saja ia berkawan dengan kemesraan
.
“kemesraan menawar rindu lalu berpeluh asmara” ucapmu sambil mencubitku
auw!
kenapa kau sebut menawar? mungkin yang kau maksud penawar rindu..
rindu itu candu! dan kamu ituuuu obat candu .
.
“bila rindu itu candu, maka ia ingin terus ku teguk.
Dan biarkan mesra menawarnya, agar kelak ia kembali dalam dekapan.” balasmu
kau ingin terus meneguk? tiada batas tegukkan? apa kau yakin akan meneguk terus?
soal rindu, tak perlu lagi kita bahas. kita sama-sama tahu bahwa rindu milik kita.
ah! kenapa kau beri pekerjaan pada mesra? jika mesra lelah, siapa yang akan menghangatkan kita?
sama halnya dengan rindu. Dekapan juga milik kita. .
.
“teguk lah dia sampai batas Nirwana
dan biarkan mahligai menyelimuti, memberi kehangatan…” racaumu
siapa dia? bicaramu ngawur, “masa teguk sampai batas Nirwana?”, apa kau sedang mabuk?
.
“sedang mabuk oleh rindumu…” jawabmu usai membelai rambutku
mabuk oleh rindu atau mabuk diriku?
.
“dirimu yang berselimut rindu” balasmu
sudah.. sudah.. tak usah kau bahas lagi rinduku ini
aku sudah merana dibuatnya, ingin kuhempas tapi sayang, ingin kutelan tapi ia tersangkut di kerongkongan..
.
(kita pun tertawa dan saling menatap…) hahahahaha..