Perempuan menutupi wajah
Cerpen
Kutipan Cerpen Perempuan menutupi wajah
Karya wulanhamid
Baca selengkapnya di Penakota.id
sambutku riang pada pagi

lupa segala dendam

ayo kita tuntaskan!

Dialog:

“mengapa kamu tutupi wajahmu?” tanya kursi kepada seorang perempuan

… Seorang perempuan itu hanya terdiam dan tetap menutupi wajahnya.

“mengapa kau bertanya? biasanya kau hanya berdiam saja” tanya lantai kepada kursi

“memangnya kenapa? kalau kali ini aku bersuara lalu bertanya? kamu merasa terabaikan?” sahut kursi

“kau ini aneh, kursi. mana mungkin aku merasa terabaikan, sedangkan kakimu terpasung di dalamku. dan setiap hari orang-orang berlalu-lalang di permukaanku, jadi mengapa aku harus merasa terabaikan” jawab lantai dengan percaya diri

kursi merasa kesal.. “Hei, lantai! bangga sekali kamu! kakiku memang terpasung di dalammu. Tapi ingat banyak juga orang-orang menduduki, merebah, bersandar sambil menanti, entah menanti bus atau seorang kekasih.”

“hanya untuk persinggahan saja, kau bangga sekali. Ingat kursi, singgah itu hanya sementara. kalau hitungan banyaknya orang-orang, aku menang lebih banyak dibanding kau, jadi tak perlu berbangga dengan berlebihan.” sahut lantai ketus kepada kursi

beberapa menit.. kursi berpikir dan hatinya bilang; benar juga yang dikatakan lantai..

Aspal tak tahan mendengar percakapan kursi dengan lantai, “hei, kursi.. tak perlu kau hiraukan perkataan lantai padamu tadi, ingat sosokmu itu penting.. Entah hanya diduduki, direbahkan, disandarkan seseorang atau beberapa orang, kau tetap dibutuhkan baik di kala seseorang sedih atau pun senang dan akan terkenang selalu. Coba kau perhatikan tiang pondasi bor di sebelahmu selalu berdiri kokoh, angin tak dihiraukannya, tumpuhan beban di kepalanya tak juga ia hiraukan, sandaran orang-orang apalagi tak jadi masalah buatnya.”

“dan kau lantai, coba kau perbaiki kata-katamu.. tak baik berbicara seperti itu kepada kursi, sebab telah lama kaki-kaki kursi tertanam di dalammu, artinya kursi adalah bagian dari dirimu, lagipula tak ada guna berbangga diri, nikmati saja yang menjadi bagianmu. Dan kau juga harus belajar dari lampu-lampu di sekeliling kita; mereka tak bosan-bosan menerangi kita semuaa; aku, kau, kursi, tiang pondasi bor, dan perempuan yang menutup wajahnya ini; lampu-lampu tak kenal lelah, cahayanya tetap sama, coba kau bayangkan jika tak ada lampu-lampu itu; orang-orang yang berjalan dalam gelap di permukaanmu, bisa tersandung dan kau, kursi bisa dipersalahkan oleh orang-orang tersebut. kita ini memiliki peran masing-masing, seperti aku juga sama telah lama berdampingan denganmu. dan kita saling membutuhkan satu sama lain. mungkin perempuan yang menutupi wajahnya sedang membutuhkan seseorang; dan tak apa jika kursi mencoba awal perbincangan”

Lantai mulai berfikir.. dan tetap memasung kaki-kaki kursi, tapi sanubarinya ingin memeluk kursi lebih dalam.

Kursi hanya diam.. dan tetap memandangi perempuan yang menutupi wajahnya dan berharap; perempuan ini tetap bersandar kepadanya.

perempuan yang menutupi wajahnya, hanya tersenyum kepada aspal, seakan-akan percakapan ini sebuah renungan untuknya,

Lalu, aspal membalas senyum perempuan itu dan menutup mata menikmati tiap lindasan ban-ban kendaraan yang melaluinya dan berkata “sungguh indah pertemuan kali ini”

.

.

.

Jumat, 05 Januari 2018.
16 Apr 2018 16:37
80
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: