Ma..
telah banyak kutemui perempuan-perempuan
mereka menapaki jalan hidup
memilih untuk tetap sendiri
dan makin mencintai diri sendiri
banyak juga memilih mengakhiri kesendirian
lalu menyesali pilihannya
telah banyak juga kutemui laki-laki
mereka hanya sekedar bermain lalu pergi
mereka singgah hanya untuk melukai
mereka komitmen lalu tak mampu menunggu
mereka berkorban dan berharap banyak
mereka terburu-buru dan tak sanggup menahan diri
benar yang dikatakan Seno Gumira Ajidarma,
“Banyak pilihan tidak selalu membuat segalanya lebih mudah — tidak ada pilihan lain jauh lebih mudah, meski ketiadaan pilihan bagaikan suatu nasib yang memaksa kita untuk pasrah.”
lagi-lagi aku menarik nafas panjang dan memejamkan mata..
..
pagi ini, usai sarapan. aku tetap duduk di kursi dan memandang langit biru membentang, ada sekawanan burung berputar-putar, seakan memutari suatu yang penting. ku mulai menuliskan sesuatu, ketika mengingatmu, ma.. Tak terasa satu jam setengah, aku masih di posisi yang sama, memangku notebookku, dan menghayati alunan musik John Mayer – Belief versi acoustic, setengah liriknya yang kusuka; is there anyone who ever remembers // changing their mind from the paint on a sign? // is there anyone who really recalls // ever breaking record off // for something someone yelled real loud one time? // oh, everyone believes // in how they think it ought to be // oh, everyone believes // and they’re not going easily.
kutatap kembali langit, sekawanan burung-burung masih tetap memutari sesuatu yang penting, (sepertinya). ada beberapa burung penyendiri yang berputar-putar, hinggap dari pohon satu ke pohon lainnya, asik dengan dunia sendiri, tak hiraukan sekawanan burung lain yang tak henti memutari sesuatu yang penting. ah! lagi-lagi lamunan kosong mengisiku. balik kembali dengan notebook yang beberapa menit kuabaikan, tak kuhiraukan juga beberapa pesan dan panggilan masuk berkali-kali pada telephone genggam, terkadang hal ini begitu menganggu, ketika ingin kunikmati waktu sendiri. aku asik menghayati potongan lirik lagu Agnes Monica – Muda (Le O Le O); hidupku itu adalah aku // bukan kamu dan ragumu // jangan sama-sama kan ku // hidupmu itu adalah kamu // bukan kata tidak mampu, tak peduli usiamu // hidupku itu adalah aku // bukan kamu dan ragumu // jangan sama-sama kan ku// biarku berlari pakai hati // tak berhenti sampai mati // aku muda, aku bisa.
beberapa burung meninggalkan kawanannya. sekarang sekawanan burung hanya ada enam ekor burung, irama mereka memutari sesuatu yang penting itu masih tetap sama, tidak berubah dari dua jam setengah yang lalu, beberapa burung yang meninggalkan kawanan, sedang asik terbang menyendiri. aku juga masih asik duduk di kursi dan memangku notebookku. Sekilas pikiranku terbang entah kemana dan datang membawa pikiran yang sedikit membingungkan. “apa yang masuk ke dalam hati dan akal pikiranmu, harus juga kau pilih, Lan. seperti kebiasaanmu menolak beberapa makanan dan minuman yang tidak sehat dan berakibat buruk untuk kesehatanmu sendiri. apa yang kau masukkan ke dalam hati dan akalmu jauh lebih penting, layaknya lambung, ia juga memerlukan makanan pilihan terbaik, agar tetap seimbang dan terjaga dengan baik”. aku mulai merenungi hal ini, kurasa hal ini juga harus kuperhatikan~
..
Hidup ibarat simfoni yang terdiri atas tiga bagian yang saling berbeda: “banyak orang”, “sedikit orang”, dan “hampir tak ada siapa-siapa”. ~Paulo Coelho // Seperti Sungai yang Mengalir.